TRENGGALEK – Jari dicelup tinta bukan hanya terjadi saat coblosan di pemilu. Mekanisme ini juga dilakukan setelah membeli barang kebutuhan pokok. Hal tersebut seperti yang terjadi ketika sejumlah masyarakat membeli minyak goreng di sebuah toko di Jalan RA Kartini kemarin (21/2).
Hal tersebut terjadi lantaran kelangkaan minyak goreng yang terjadi di wilayah Trenggalek dua minggu ini. Tak ayal hal tersebut membuat puluhan masyarakat mengantre ke area toko tersebut hingga meluber ke jalan demi mendapatkan minyak goreng seharga Rp 14 ribu per liter. “Tidak setiap hari toko bahan pokok menjual minyak goreng seharga ini, makanya saya rela mengantri untuk mendapatkannya,” ungkap salah satu pembeli Fitria.
Dia melanjutkan, itu terjadi lantaran dirinya dan beberapa orang telah mengantri mulai sekitar pukul 10.00, atau satu jam sebelum antrean untuk membeli minyak goreng dibuka. Apalagi pembelian maksimal setiap orang dibatasi maksimal lima liter. Sehingga untuk mencegah antrean panjang, atau ada orang yang membeli lebih, penjual menyediakan minyak goreng tersebut dalam bentuk paket. Bahkan mereka mewajibkan pembeli mencelupkan tangannya ke dua macam tinta, yaitu kuning setelah membayar, dan biru setelah mengambil barang. “Jadi kami harus menyediakan uang sebesar Rp 70 ribu untuk membeli satu paket minyak goreng tersebut,” katanya.
Hal yang tidak jauh berbeda ditambahkan oleh Siska Rahayu, salah satu pembeli lainnya. Dia menambahkan, jumlah minyak goreng yang dijual toko tersebut terbilang lebih banyak ketimbang swalayan atau operasi pasar. Mengingat, di operasi pasar beberapa pekan lalu, masyarakat hanya boleh membeli minyak goreng dua liter per orang. Banyaknya minyak goreng yang bisa didapat dalam satu kali antrean itulah yang membuat mereka rela mengantri. “Selain itu juga harganya lebih murah, sebab di toko lain harganya termurah sekitar Rp 18 ribu per liter, itupun jika barang ada,” imbuhnya.
Itu terjadi sebab dirinya beberapa kali mencoba mencari minyak goreng di toko dekat rumahnya dan pasar tradisional. Hasilnya banyak yang tidak menjual, dan jika ada akan lebih mahal. Dengan kondisi tersebut dirinya terpaksa keluar masuk toko untuk mencarinya, sebab digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. “Pastinya jika ada, saya akan mengantre lagi mengingat ini mendekati bulan puasa, pastinya harganya akan lebih mahal,” jlentrehnya.
Tak ayal kondisi tersebut membuat beberapa polisi terjun ke lokasi untuk memberikan imbauan ke masyarakat yang mengantre. Tujuannya agar antrean tertib dan tidak terjadi perselisihan antar masyarakat akibat desak-desakan atau saling mendahului. Apalagi saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19, sehingga protokoler kesehatan terkait hal tersebut harus tetap ditegakan. “Informasinya disini ada sekitar 700 paket minyak goreng seharga Rp 70 ribu per paketnya, sehingga untuk menghindari kekecewaan masyarakat yang tidak kebagian kami melakukan penjagaan. Selain itu setiap hari juga ada, tergantung distributor yang datang,” jelas KBO Sat Binmas Polres Trenggalek Ipda Agus Siswanto ketika melakukan penjagaan. (jaz/rka)