Latihan yang singkat dan menjadi dalang perempuan satu-satunya dalam festival dalang pelajar tidak membuat Putri Laila Maisara menyiakan waktu. Namun, dia membuktikan dengan penampilan yang menggugah mata juri dan penonton.
Tidak mudah menemukan bakat menjadi dalang pada kalangan anak-anak. Namun ternyata, gadis bernama Putri Laila Maisara asal Desa Gedungsewu, Kecamatan Tulungagung, ini menjadi dalang perempuan pertama di Kota Marmer. Menariknya, dia bisa menjuarai festival dalang pelajar dengan berlatih hanya dua bulan.
Gadis berumur 15 tahun ini sebelumnya telah memiliki modal lebih dari setahun dalam melantunkan macapat untuk mengiringi pertunjukan wayang. Keahliannya yang biasa disebut dengan sinden ini menjadi pembeda dari dalang lainnya, selain dirinya sebagai dalang perempuan. Itu karena keahlian sinden membuatnya memiliki kepekaan tersendiri dalam menyeleraskan lakon dengan iringan gamelan.
“Saya sebelumnya belum pernah menjajal menjadi dalang, namun karena ditunjuk dari sekolah sehingga saya kaget dan tidak bisa menolak. Selain itu, tantangan ini menjadi hal baru bagi saya untuk unjuk gigi,” ujar Putri, sapaan akrabnya, saat ditemui di rumahnya kemarin (17/5).
Menurut dia, persiapan lomba festival dalang pelajar yang diikuti ini cukup dadakan, karena hanya diberi waktu dua bulan untuk belajar dan menggarap iringan serta lakon. Putri ditunjuk oleh guru kesenian karena telah berkecimpung di lingkungan seni gamelan.
Baginya, latihan menjadi dalang hingga memenangi lomba ini prosesnya cukup sulit. Apalagi harus melatih pengambilan nada suluk, yakni lagu vokal yang dinyanyikan dalang dalam adegan tertentu. Selain itu harus menyesuaikan alur dari tim gamelan yang mengiringi lakon yang dimainkan saat menjadi dalang. Selain itu, dia juga mengaku kesulitan perubahan suara karakter-karakter dari tokoh yang dimainkannya, hingga membuat suaranya sempat hilang.
Ikut lomba dalang ini juga sempat dilarang orang tua Putri, karena mereka awalnya tidak yakin dengan kemampuan anaknya. Apalagi, hanya diberi kesempatan dua bulan untuk belajar menjadi dalang dan banyak lawannya yang telah berpengalaman. Bahkan yang membuat ibunya khawatir, Putri yang sejak lahir hingga berumur 11 tahun di Malaysia terkadang masih menggunakan bahasa Melayu dalam berkomunikasi.
“Saya awalnya juga sempat ragu, namun tidak ingin menyiakan kesempatan yang belum tentu datang dua kali. Bahkan kini, saya merasa ketagihan menjadi dalang dan saya baru mengenal lakon dalang saat latihan lomba ini,” ungkapnya.
Orang tua Putri merasa kasihan dengan porsi latihan keras yang dijalani anaknya untuk menjuarai lomba festival dalang ini. Bahkan setiap hari pergi latihan pagi hingga pulang sore, apalagi seminggu tiga kali harus latihan sinden setelah magrib. Bapaknya sempat berpikir bila fisik Putri bakal tidak kuat dengan porsi latihan seperti itu, hingga akhirnya buah hatinya benar-benar jatuh sakit selama tiga hari karena kelelahan.
Siswa SMPN 2 Tulungagung ini bersyukur karena memiliki pengalaman sebagai sinden sehingga membantu latihannya menjadi dalang. Hal itu terlihat ketika dia mempelajari suluk, dalam seminggu dapat mempelajari 20 lagu. Padahal ada murid sesama dalang laki-laki, tapi hanya bisa mempelajari satu suluk dalam seminggu.
Namun, semua latihan itu dapat terbayarkan ketika penampilannya dapat pecah di depan para juri, keluarga, dan seniman Tulungagung. Bahkan, penampilan Putri membuat deg-degan orang tuanya, terutama ibunya yang setiap hari menemani latihan. Karena ketika latihan Putri sempat mengaku ngeblank, namun untung saja ketika tampil hal itu tidak terjadi.
Bahkan detik-detik sebelum Putri tampil, ibunya berkali-kali menanyakan kondisi dari Putri. Perempuan yang saat tampil memakai kebaya merah itu membuktikan penampilan yang percaya diri, bahkan membuat penonton terhibur dan memecahkan suasana.
“Lawan-lawan saya di festival dalang ini laki-laki semua dan mereka telah beberapa kali mengikuti lomba ini. Itu yang membuat saya insecure, namun saya tetap menyemangati diri. Saya tidak nyangka bisa mendapatkan Dalang Kategori Catur Terbaik 1,” terang Putri.
Putri sebelum tampil di festival tersebut tidak menunjukkan gelagat ke teman-temannya untuk mewakili menjadi dalang dari sekolahnya. Padahal banyak teman-temannya yang mengonfirmasi kabar itu kepadanya, namun Putri tidak membenarkan, hingga akhirnya kabar itu terbongkar saat tampil di festival dalang tersebut.
Orang tuanya sangat mendukung Putri jika ingin mengembangkan bakat di dunia dalang. Bahkan, perempuan yang juga akrab disapa Gimbul ini siap tampil lagi ketika ditunjuk oleh sekolahnya. Itu karena dia merasa belum puas dan ingin belajar lagi perihal dunia perdalangan. (*/c1/din)