SRENGAT, Radar Blitar – Menyenangi pekerjaan menjadi modal besar dalam berwirausaha. Setidaknya itu dialami oleh Jazaulkhoir, warga Desa Selokajang, Kecamatan Srengat. Meski modal cupet, kini dia memiliki pendapatan dari breeding kambing kontes.
Itu terjadi sekitar 2004 silam. Karena tidak lolos seleksi akpol, orang tuanya lantas memintanya membantu menggarap sawah sambil nyambi memelihara sapi.
Setahun berikutnya, Pak Jek, sapaan akrabnya beralih memelihara kambing. Dua tahun berikutnya, dua ekor kambing peliharaannya sudah menjadi 9 ekor. Pak Jek lantas menjual semua kambing tersebut.
“Saya beli kambing PE indukan harganya Rp 2,4 juta,” ungkapnya. Setahun dipelihara, nyatanya kambing tersebut tidak juga beranak pinak.
Pria 36 tahun ini pun menjual kambing tersebut dan mulai menanam cabai. Hasil panennya tersebut lantas dibelikan 2 ekor kambing PE dewasa dengan harga sekitar Rp 3 juta.
Tak lama, setelah memiliki dua ekor kambing ini, dia semakin termotivasi untuk memperbanyak kambing peliharaan. Pak Jek lantas memutuskan untuk kerja di luar daerah. Dengan harapan memiliki modal untuk menambah jumlah kambing miliknya.
Tak sia-sia, beberapa bulan berikutnya 3 indukan kambing mulai beranak pinak. Sejalan dengan ini dia juga mulai membuka jasa kawin kambing PE.
Lambat laun, jumlah kambing peliharaan Pak Jek menjadi cukup banyak. Pada 2012 setidaknya dia sudah memiliki sekitar 25 ekor kambing. Bahkan, sebagian merupakan kambing-kambing unggulan yang sering ikut kontes.
“Waktu itu saya pernah menang kontes nasional di Kediri. Kambing saya laku Rp 40 juta,” bebernya.
Seiring berjalannya waktu, peternakan kambing miliknya kian moncer. “Selain beternak, sekarang juga trading kambing. Jadi di kandang kadang ada 100 ekor, kadang sampai 150 ekor biasa,” terangnya. (hai/c1/ady/dfs)