KABUPATEN BLITAR – Dunia militer menjadi magnet kuat bagi Ridho. Sayangnya, warga Desa Kedungbanteng, Kecamatan Bakung, itu tak berhasil menjadi anggota TNI ataupun polisi. Meski begitu, dia tak patah arang. Mengoleksi berbagai unit air soft gun beserta military impression, menjadi salah satu cara meluapkan kecintaannya terhadap militer.
Sore itu gerimis mengguyur mayoritas kawasan Bumi Penataran. Udara terasa lebih dingin. Termasuk di rumah Ridho yang berada di dataran tinggi. Nah, saat tim Jawa Pos Radar Blitar tiba di sana, pria ramah itu belum lama pulang bekerja.
Meski suka dengan dunia militer, tetapi tak ada yang mencolok di rumah Ridho. Hanya ada foto anggota TNI foto bersama. Warnanya pun mulai pudar pertanda sudah lama.
Namun, jangan salah, di salah satu sudut ruangan rumah tersebut menjadi “markas” Ridho menyimpan air soft gun koleksinya. Bahkan, meski hanya toys, itu cukup membuat dia puas sebagai pengganti tak masuk dalam dunia militer secara nyata.
Tahun 2015 menjadi awal bapak tiga anak itu terjun ke dunia air soft gun. Kala itu dia tertarik setelah melihat beberapa anggota Blitar Air Soft (Blast) 511. Ya, komunitas yang berdiri pada 2012 itu bukanlah sembarangan. Para anggotanya mendapat bimbingan langsung dari Yonif 511 Blitar.
Ridho lantas menunjukkan beberapa unit air soft gun miliknya. Total ada sekitar empat unit laras panjang, ditambah satu unit jenis pistol. Dia menatanya berjajar di atas tas khusus yang digunakan sebagai tempat penyimpanan.
Sontak mata langsung terperangah. Sebab, meski hanya replika, bentuk, ukuran, serta bahan yang digunakan mirip dengan aslinya. Semua dibuat detail oleh produsen. Semakin terasa mirip dengan senjata asli yang dipakai militer, ketika mencoba mengangkat unit air soft gun. Berat nyaris 100 persen mirip asli. “Saya lebih dominan ke militer Amerika,” ujarnya sambil menunjukkan salah satu unit air soft gun.
Ridho ternyata tak asal dalam mengoleksi. Terlebih, dia memilih militer Amerika. Ada tambahan pernak-pernik atau aksesori tambahan yang membuat koleksinya semakin sedap dipandang. Beberapa di antaranya, magazine, inframerah, teropong, senter, dan lain sebagainya.
Lebih heboh lagi, Ridho punya beberapa impresi marine rider alias baju pasukan khusus. Itu lengkap dengan segala perlengkapannya. Mulai helm, kacamata, alat khusus penglihatan saat malam, alat komunikasi, rompi khusus, sarung tangan, granat, sepatu, dan lainnya. “Tujuan koleksi untuk kepuasan terhadap dunia militer,” ungkap pria yang juga bagian dari Marine Rider Jowo (Marwo) itu.
Untuk mengumpulkan satu impression military ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. Misalnya, impresi khusus yang dipakai saat perang dunia II. Untuk mengumpulkannya hingga lengkap, Ridho harus berburu hingga beberapa tahun. Perburuan tak hanya dilakukan di toko-toko online, tetapi juga dari kalangan komunitas. “Yang ada dulu saya kumpulkan sambil melihat kondisi dompet,” katanya lantas tertawa.
Bagaimana dengan war? Pria berkacamata itu memastikan dibuat semirip mungkin dengan kondisi nyata. Misalnya, perang dilakukan saat malam hingga pagi hari. Lokasinya berada di hutan. Misi peperangan. Begitu juga dengan senjata serta impresi miiliternya.
Walau bukan perang sebenarnya, tak boleh dilakukan sembarangan. Hanya bisa saat event. Selain itu tetap ada pengawasan serta aturan ketat yang wajib dipatuhi seluruh peserta war. “Jadi tetap utamakan safety first,” tegas Ridho sambil menunjukkan kacamata khusus yang dipakai saat war air soft gun.
Selama bergabung dengan komunitas air soft gun, Ridho tak hanya tambah ilmu seputar militer. Dia juga semakin banyak saudara. (*)