Harus memiliki pengaman matang untuk ikut ajang pemilihan bakat, apalagi mewakili daerah. Seperti dilakukan Niko Enchan Tan Ripaisuridhat sukses menjadi juara Mr Batik tahun 2022.
Sebelum mengikuti ajang Mr dan Miss Batik tahun 2022, Niko Enchan Tan Ripaisuridhat, sudah memiliki pengalaman dan minat di bidang fashion.
Pengalaman warga Desa Tunggulsari, Kecamatan Kedungwaru, ini tidak diragukan lagi, karena sebelum menjuarai pemilihan bakat tersebut, bahkan telah mengikuti ajang pemilihan duta.
Dia pernah mewakili Tulungagung ikut menjadi Duta Pemuda hingga Jambore Pemuda di Kabupaten Pamekasan pada 2019. Sebelum ikut ajang itu, diberikan motivasi dan arahan dari dinas terkait, hingga mempersentasikan Tulungagung di kancah provinsi.
“Alhamdulilah saya lolos mewakili Jatim untuk kancah nasional, saat itu bisa mencapai tingkat nasional di Minahasa, Sulawesi Utara. Sejak lolos jadi Duta Pemuda Jatim, itu saya tertarik di bidang fashion, fotografi, dan modeling,” ujar Niko, sapaan akrabnya.
Awalnya Niko memang presentasi untuk mempromosikan produk-produk Tulungagung, mulai makanan hingga pakaian batik. Dia pun mulai senang dengan budaya sendiri dan wisata, apalagi bisa memperkenalkan kepada orang lain, jika daerah ini ada potensi wisata yang unik.
Saat seleksi di tingkat kabupaten sebelum berangkat ke Pamekasan, dilakukan dinas pendidikan, pemuda, dan olahraga (dispendikpora). Seleksinya meliputi wawancara perihal wawasan nusantara, wawasan lokal, ada tes bahasa Inggris dan tes talenta. Karena pernah ikut ekstrakulikuler reog kendang, sehingga menampilkan itu hingga di Minahasa.
“Ketika di Pamekasan, saya tidak hanya tampil reog kendang, juga membawa produk apa saja yang ada di Tulungagung. Saya bawa batik dari Baronggung yang mengambil tema Candi Mirigambar,” terangnya.
Awalnya ada 6 orang dari Tulungagung dengan tiap agenda harus ikut, dan ada stan yang dipercantik untuk menarik wisatawan. Tidak hanya itu, dia juga menampilkan talenta, yakni kolosal modern tentang wisatawan yang baru kenal Candi Mirigambar dengan permainan light emitting diode (LED).
Pada saat mengikuti Duta Pemuda, Niko juga masih kerja di rumah sakit, namun mengambil cuti dan pihak perusahaan mendukung bila karyawannya berprestasi.
“Sedangkan ajang Mr dan Miss Batik Tahun 2022 ini, saya tidak tahu ajang ini seperti apa. Dulu pernah ada, namun vakum beberapa tahun. Saya diberitahu teman, desainer Tulungagung. Lalu, tertarik apalagi memiliki hubungan baik dengan desainer itu,” ungkapnya.
Dia pernah kerja bersama desainer hingga menjadi model. Maka tidak ingin menyiakan kesempatan berharga ini. Meski ajang ini banyak peminatnya, akhirnya ikut dengan modal nekat dan lebih menerapkan pengalaman yang dimilikinya, hingga bisa tampil di final.
Dia menjelaskan, bila persiapan serba dadakan karena untuk informasi ajang ini mendekati hari seleksi. Sedangkan harus menyiapkan baju batik sendiri dan harus bisa aksi di panggung besar hingga banyak penonton, sehingga ajang ini dapat pengalaman.
Sedangkan untuk teknis pemilihan, awalnya audisi ada wawancara, wawasan kebangsaan, ada basic catwalk dengan memperagakan dua busana secara formal dan kasual. Lalu, dua atau tiga hari setelahnya, baru ada hasil finalis, dengan juri desainer Aji Bram, Alvino dan Fitri.
“Awalnya audisi ada 70 peserta, namun finalis yang lolos ada 7 putra dan 10 perempuan. Penilaian 7 cowok diambil saat technical meeting, pra acara dan memperagakan baju dari desainer. Bahkan saya menampilkan 8 busana dari perajin batik,” jelasnya.
Ketika di panggung final, Niko merasa deg-degan karena ini ajang panggung besar yang pernah diikutinya. Tentu, tantangan lebih besar dan pertama kali basic catwalk dan dia berusaha yakin, cuma tidak terlalu optimis hingga pasrah sama Tuhan.
Setelah itu, tugas kedepan, Niko dengan finalis lain memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar, seperti mendongkrak perajin batik Tulungagung lewat sosial media (sosmed). Apalagi poinnya pemuda harus mencintai budaya sendiri, terlebih ke batik. Kini batik bisa dimodifikasi, sehingga tidak selalu bergaya formal. “Cara mewujudkannya, dengan membuat ajang fashion runaway untuk mempromosikan, secara formal dan kasual, atau acara-acara lainnya. Sedangkan beberapa waktu terakhir ini saya masih mempromosikan sponsor batik dengan foto-foto busananya, agar lebih maju lagi usahanya,” pungkasnya. (*/din)