BLITAR – Erupsi Gunung Semeru di Lumajang menyita perhatian banyak pihak. Termasuk Restu Pino alias kakek, warga Jajar Kelurahan/Kecamatan Kanigoro. Dia memilih menjadi relawan di kawasan bencana tersebut.
Erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 menyedot perhatian banyak pihak. Tak hanya ucapan duka yang terus mengalir kepada para korban bencana. Berbagai bantuan juga disalurkan untuk para korban. Para relawan dari berbagai daerah juga terus berdatangan untuk membantu meringankan beban para korban erupsi gunung tersebut. Seperti dilakukan Restu Pino. Dia mengaku berangkat menjadi seorang relawan karena panggilan hati. Hatinya terketuk saat melihat berita yang menampilkan kejadian bencana erupsi Gunung Semeru.
Tak lama setelah itu, Kakek pergi ke kawasan bencana dengan mengendarai motor pribadinya. “Kasihan mereka (korban, red). Sehari setelah berita erupsi itu langsung berangkat. Itungannya ya nekat. Tapi memang sudah ada niat untuk bantu mereka dengan tenaga saya,” ungkapnya.
Kakek mengatakan, tidak memiliki persiapan khusus saat memutuskan menjadi relawan. Dia hanya naik motor dan membawa beberapa barang yang dibutuhkan. Selebihnya, memilih untuk membeli perlengkapan lainnya saat perjalanan. Tujuannya memang untuk membantu meringakan beban para pengungsi. Tak heran apabila harus mendistribusikan barang-barang kebutuhan pengungsi selama hampir 24 jam per harinya. Sedangkan, jarak yang ditempuh dari posko bencana ke lokasi para warga yang terdampak cukup jauh.
“Jaraknya sekitar empat sampai tujuh kilometer. Karena tugasnya distribusi bantuan, jadi harus bisa menjangkau warga yang lokasi terdampak. Dan itu harus siap kapan saja,” katanya.
Setiap kali bertugas, berat barang bantuan yang didistribusikan antara 15 – 20 kilogram. Tetapi hal itu dirasa mudah saat melihat senyum para pengungsi yang menanti kedatangan bantuan. “Kalau kata teman saya, senyum mereka adalah semangat kami. Jadi enggak merasa berat dan capek, karena ada mereka yang senantiasa menunggu kami,” imbuhnya.