TRENGGALEK – Imajinasi bukan sekadar berkhayal, namun bisa menjadi lahan untuk mengais pundi-pundi rupiah. Ini seperti yang dilakukan oleh Zayinul Muhajibin. Pasalnya, dari khayalan tersebut bisa diwujudkannya dalam bentuk gambar digital dan dihargai ratusan ribu hingga banyak yang memesannya.
Langit cerah dengan awan putih yang indah menjadi sebuah pemandangan yang mampu membuat seseorang merasa rileks. Bahkan, momen tersebut sering dijadikan oleh orang-orang untuk pergi berpiknik. Namun tak sedikit pula yang kerap berimajinasi mengenai berbagai bentuk di bawah keindahan awan tersebut guna menggambar berbagai jenis karakter. Hal itu seperti yang dilakukan Zayinul Muhajibin.
Itu terlihat ketika Jawa Pos Radar Trenggalek menemuinya di sebuah tempat terbuka wilayah Kecamatan Trenggalek. Saat itu sambil menunggu waktu berbuka, dirinya ditemani notepad sedang duduk-duduk. Sesekali dirinya menggores pada perangkatnya tersebut. Ternyata saat itu dia sedang melakukan imajinasi untuk membentuk suatu karakter sesuai pesanan pelanggan. Rata-rata ilustrasi yang dibuat memiliki tema hewan. Hal ini mulai dilakukan olehnya saat pergi ke sebuah taman untuk bersantai menghilangkan stres. “Biasanya ide menggambar muncul ketika saya pergi ke luar untuk beristirahat sebentar, dari situ terlihat berbagai objek yang menyerupai bentuk tertentu seperti hewan dan sebagainya. Jadi ketika itu langsung menggambar sketsa cepat di atasnya,” ungkap Zayinul Muhajibin kepada Koran ini.
Ketika akan memulai menggambar, dirinya harus sering membayangkan berbagai imajinasi yang ada melalui suatu bentuk objek. Sebab, dalam peranan sebagai illustrator, dirinya harus punya banyak referensi gambar. Apalagi biasanya pelanggan mengirimkan deskripsi bentuk karakter yang diinginkan. Dari situ pria yang akrab disapa Aji ini harus membayangkan tokoh atau bentuk seperti apa yang diinginkan pelanggan. “Karena itu pikiran tidak boleh terbebani apalagi stres, sebab dengan pikiran seperti itu bentuk tidak muncul. Makanya ketika jenuh mengerjakan pesanan di rumah, biasanya langsung pergi ke suatu tempat untuk mencari referensi lagi,” katanya.
Sedangkan untuk proses pembuatan biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Namun, perkiraan waktu tersebut bisa lebih jika karakter yang diinginkan pemesan sedikit rumit. Kendati pesanan sudah banyak menghampiri hingga luar pulau, tetapi dirinya harus terus belajar untuk menyempurnakan karyanya. Itu perlu dilakukannya, apalagi kemampuan menggambar tersebut dimiliki secara otodidak. Dari situ ketika dia bergabung ke berbagai komunitas seni, seperti Forum Perupa Trenggalek (Efpete), sangat membantunya terkait sharing ilmu yang dilakukan.
Dengan terus belajar itulah, karya yang dihasilkannya menarik perhatian para netizen ketika diunggah di media sosialnya. Sejalan dengan itu banyak dari mereka yang memesan lukisan tersebut. Karena itu dalam tiap bulannya rata-rata ada 10 pelanggan datang, jika sepi hanya ada antara 3-4 pelanggan tiap minggunya. Pelanggan tersebut kebanyakan dari komunitas, lembaga pendidikan, organisasi tertentu, dan sebagainya. Sedangkan untuk harga, dirinya mematok sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu, tergantung kesulitan.
Untuk itu ke depan Aji akan terus mengasah kemampuannya. Sebab, pesaing di dunia digital art sangat banyak. Dari situ dirinya harus bisa mempertahankan kekhasan atau ciri khas sendiri dalam hasil karyanya untuk menarik para pelanggan. Apalagi, kini dirinya juga kerap diminta untuk menggambar pada sepatu agar terlihat lebih indah. “Pastinya saya akan mengasah kemampuan untuk berkembang, semoga saja capaian itu bisa saya lakukan,” jelas warga Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari ini. (*/c1/rka)