TULUNGAGUNG – Tak mudah bisa bertahan di tengah gempuran pelaku usaha photography wedding dan prewedding yang menjamur. Termasuk Alfan Hudan, melakoni pekerjaan tersebut hingga kini bisa tetap berkibar. Berbagai langkah inovasi dan mencipatkan tren untuk merebut hati klien merupakan langkah ikhtiar agar bisa tetap eksis.
Bertahan dalam gempuran pasar fotografi pernikahan dan pranikah kaum sultan di Tulungagung, membuat Alfan Hudan, warga Desa Mojosari, Kecamatan Kauman, mencoba berbagai cara agar dapat bertahan.
Menurut dia, agar dapat bertahan dalam gempuran pasar fotografi, harus memperkuat dan mempertajam karakter foto dari perusahaan yang dipegangnya, yaitu Aftermoon. Dengan memperkuat serta mempertajam karakter foto, dapat menciptakan tren baru dalam dunia photography wedding dan prewedding. “Saya sangat menekankan pada rekan saya untuk memperkuat dan mempertajam karakter fotografi. Karena dengan mempertajam karakter fotografi dapat menciptakan tren fotografi baru sehingga tidak hanya menjadi pengikut tren,” jelasnya Selasa (15/3).
Lanjut dia, selama empat tahun menjalankan perusahaan dan menekuni bisnis tersebut, bukan suatu hal yang mudah. Apalagi pasar fotografi yang disasarnya yaitu kalangan masyarakat “sultan” atau masyarakat elite. Selain meningkatkan peralatan fotografi, dia juga harus memiliki nilai tawar yang tinggi agar bisa menarik klien untuk menggunakan jasanya.
Selain itu, dia juga harus bisa memenuhi permintaan klien agar momen pernikahan dapat terabadikan melalui bingkai foto. “Ada juga klien dari masyarakat golongan elite itu ketika diberikan pricelist batal memakai jasa kami, bukan karena harga yang kami tawarkan tinggi, melainkan harga yang kami tawarkan terlalu rendah. Hal itu membuat saya sadar, kebanggaan klien menggunakan jasa fotografi dengan harga tinggi itu ada kebanggaannya tersendiri,” paparnya.
Dia menambahkan, harga untuk jasa fotografi wedding dan prewedding yang ditawarkan mulai dari Rp 7 juta sampai Rp 12 juta. Harga tersebut terdiri dari berbagai macam paket dan nilai tawar beragam sehingga klien dapat memilih paket fotografi sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Selain itu, dalam satu bulan bisa mendapatkan hingga puluhan klien dengan nominal omzet dari Rp 50 juta hingga Rp 100 juta, bahkan pada bulan-bulan tertentu omzet yang didapatkan bisa lebih dari nominal tersebut. “Kalau paket yang paling laku yakni paket dengan harga Rp 9 juta. Itu karena banyak dari pengantin ingin mewujudkan mimpi pernikahan yang mereka idamkan sehingga berapa pun harganya tidak menjadi persoalan,” pungkasnya. (*/c1/din)