KABUPATEN BLITAR – Cuaca buruk di awal tahun ini tampaknya membawa dampak negatif terhadap produksi perikanan tangkap. Sebagian besar nelayan di Bumi Penataran pilih turunkan jangkar dan mengolah lahan pertanian.
Jika mengacu pengalaman tahun-tahun sebelumnya, seharusnya kini sudah memasuki musim panen ikan. Tongkol dan salem adalah beberapa jenis ikan yang menjadi tangkapan di awal tahun. Namun, karena anomali cuaca di awal tahun, hasil tangkapan nelayan tidak optimal. “Sehari hujan, tiga hari cerah. Nah, ini tidak bagus untuk produksi ikan tangkap,” ujar Ketua Koperasi Nelayan Dwi Tirto Mulyo, Narji.
Sebenarnya, kata dia, anomali cuaca ini tidak begitu berdampak pada gelombang laut. Namun, karena perubahan cuaca yang tidak terduga tersebut, kadang membuat siklus pergerakan dan reproduksi ikan di laut berubah. Akibatnya, nelayan yang memaksakan diri melaut sering kali pulang dengan tangan kosong.
Hal ini tidak hanya berlaku bagi nelayan jaring, nelayan pancingan juga mengalami hal serupa. Karena itu, mereka lebih memilih untuk istirahat dari melaut. “Sebenarnya ada tangkapan, tapi itu tidak sebanding dengan ongkos yang dikeluarkan,” katanya.
Menurut dia, kondisi ini tidak baik untuk nelayan besar, yakni mereka yang memiliki banyak anak buah kapal. Pasalnya, melaut atau tidak, nelayan ini harus mengeluarkan biaya untuk kebutuhan sehari-hari tim melaut tersebut. “Tapi kalau pas panen raya, untung mereka juga tidak sedikit,” terangnya.
Sebaliknya, sejauh ini tidak ada kendala untuk nelayan kecil. Pasalnya, mereka tidak menggantungkan penghasilan dari melaut. Ada ternak dan lahan pertanian yang selama ini dikelola di sela-sela aktivitas melaut. “Kalau karakter nelayan kita itu sebagian besar tetap punya penghasilan, baik itu dari peternakan atau pertanian. Ada yang tanam palawija atau tanaman lain,” bebernya.
Hal senada diungkapkan Pinaryanto. Nelayan asal Wonotirto ini mengatakan, nelayan memang menjadi sumber penghasilan utama. Namun juga ada beberapa kegiatan tambahan untuk mengantisipasi saat cuaca tidak begitu bersahabat. “Ya berkebun dan beternak,” katanya. (hai/c1/ady)