KOTA BLITAR – Banyaknya biaya yang dibutuhkan dalam program pembinaan atlet jadi perhatian Perkumpulan Angkat Berat Seluruh Indonesia (Pabersi) Kota Blitar. Terlebih, ada banyak piranti atau perangkat latihan yang perlu perawatan.
Tahun ini, Pabersi Kota Blitar hanya dijatah Rp 40 juta. Jumlah itu dinilai minim. Terlebih, ada banyak sektor yang harus dipenuhi. Mulai asupan gizi atlet, perawatan perangkat latihan, hingga pengadaan item latihan. “Dalam menata anggaran tahun ini, kami jadi serbatanggung. Setengah-setengahlah,” ujar Ketua Pabersi Kota Blitar, Siswandi.
Padahal, butuh biaya cukup besar dalam upaya perawatan alat latihan. Itu belum termasuk pengadaan alat baru jika memang diperlukan. Satu set alat latihan Pabersi bisa mencapai jutaan rupiah. “Kami ingin tahun depan lebih dilengkapi. Mulai dari barbel, stik, dan alat gym lainnya,” katanya.
Terlebih, lanjut Siswandi, selama ini atlet angkat berat harus berbagi alat latihan bersama atlet cabor angkat besi. Padahal, ada perbedaan spesifikasi alat latihan di masing-masing cabor yang disebutkan.
“Kelihatnya memang sama-sama olahraga angkat barbel. Tapi, alatnya memang harus berbeda. Kalau angkat berat, stik yang dipakai cenderung lebih lentur. Lalu, untuk berat barbelnya itu lebih dari barbel yang dipakai di angkat besi,” bebernya.
Untuk itu, induk cabor berencana untuk mengajukan anggaran lebih besar untuk tahun depan. Jika tahun ini Pabersi dijatah Rp 40 juta, tahun depan Pabersi bakal mengajukan Rp 60 juta untuk kegiatan operasional dan pembinaan setahun. “Ada beberapa item yang arus dipenuhi. Apalagi, jumlah atlet kami juga terus bertambah,” tandasnya. (dit/c1/wen)