KOTA, Radar Trenggalek – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin secara gamblang menjawab tiap pandangan fraksi-fraksi. Khususnya atas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Penambahan Penyertaan Modal Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Tirta Wening Trenggalek pada rapat paripurna DPRD Kabupaten Trenggalek ke-9 masa persidangan satu 2021-2022.
Rapat paripurna pada Kamis (14/10) dipimpin oleh Wakil Ketua I Doding Rahmadi dan Wakil Ketua II Arik Sriwahyuni. Serta dihadiri anggota DPRD sejumlah 45 orang, Pj Sekda Anik Suwarni, dan segenap forkopimda Kabupaten Trenggalek. Mochamad Nur Arifin menyampaikan beberapa poin pandangan dari fraksi-fraksi.
Yakni menyoroti tentang capaian pemasangan saluran rumah masyarakat berpenghasilan rendah (SR MBR), kontribusi untuk pendapatan asli daerah (PAD), kendala pembayaran, dan PDAM ngadat. Bahkan hingga rincian keuangan PUDAM Tirta Wening Trenggalek.
Dalam penjelasannya, penambahan penyertaan modal kepada PUDAM Tirta Wening Trenggalek 2022-2024 sebesar Rp 9 milliar (M). Rinciannya, penyertaan modal tiap tahun sejumlah Rp 3 M. Melalui proyeksi anggaran itu, perusahaan pelat merah itu akan memasang 1.050 SR MBR per tahun. SR MBR dapat mencapai 3.150 sambungan pada 2024.
“Cakupan SR MBR pada 2024 berarti dapat mencapai 18.900 jiwa,” ujarnya.
Proyeksi itu belum termasuk capaian SR MBR hingga 2021. Diakui bupati, pemasangan saluran pelayanan air minum (SPAM) mengutamakan daerah yang memiliki sambungan PDAM. Sampai September 2021, saluran itu sudah mencapai 18 ribu sambungan dan sudah melayani sampai 108 ribu jiwa.
“Dengan capaian itu, pendapatan PUDAM Tirta Wening Trenggalek sampai akhir 2024 dapat diakumulasikan sebesar Rp 2 M,” ungkapnya.
Pria yang kerap disapa Gus Ipin itu melanjutkan, PUDAM Tirta Wening Trenggalek memang belum bisa menyetorkan PAD untuk Kabupaten Trenggalek. Alasannya, saluran PAM belum mencapai 80 persen. Namun, Tirta Wening Trenggalek berkomitmen untuk meningkatkan performanya sampai bisa menyumbang PAD. Salah satunya melalui skema perencanaan penjualan air minum kemasan.
“Kami bercita-cita bisa memberikan subsidi silang melalui penjualan air minum kemasan,” terangnya.
Lebih lanjut, kata dia, PUDAM Tirta Wening Trenggalek sudah mengadopsi teknologi android dalam pembacaan meteran. Jadi penghitungannya lebih akurat.
“Kami sampaikan, Perumda Tirta Wening Trenggalek terus menjaga kualitas. Sejak 2010, kami mulai melakukan uji lab, kimia, fisika, sampai bakteriologi. Secara kuantitas, sudah memaksimalkan sumber air dari Sumber Bayong dan beberapa penambahan sumber dalam,” jelasnya.
Terakhir, total aset PUDAM Tirta Wening mencapai Rp 48 M. Pendapatan Rp 9 M dan biaya Rp 12 M sehingga mengalami kerugian sekitar Rp 2 M lebih. “Raperda ini membutuhkan pansus untuk membahas lebih jauh,” ucapnya.
Di sisi lain, pimpinan rapat Doding Rahmadi menanggapi, penjelasan bupati Trenggalek tentang pandangan fraksi-fraksi sudah dapat diterima.
Diakuinya, ada beberapa poin penting, yakni bupati sudah memiliki solusi agar PUDAM Tirta Wening Trenggalek dapat menyetor PAD walaupun SR MBR belum mencapai 80 persen. Kemudian, perihal kerugian Rp 2 M lebih yang dialami oleh perusahaan daerah tersebut.
“Alternatif untuk menyumbang PAD itu melalui penjualan air minum kemasan. Kedua, persoalan kerugian dapat dibahas lebih lanjut untuk ditelaah lagi dengan panitia khusus (pansus),” ujarnya.
Selain rapat paripurna pada Kamis (14/10) mendengarkan jawaban bupati, rapat itu juga memaripurnakan dua raperda inisiatif DPRD yang selanjutnya akan dibahas dengan pansus.
“Total ada 15 raperda yang kita bagi ke empat pansus DPRD. Perencanaannya sudah, tinggal penelaahan pansus kemudian disahkan,” ungkapnya. (tra/rka/dfs)