TULUNGAGUNG Ternyata memproduksi musik tidak gampang, meskipun banyak artis-artis yang lahir di tanah air. Namun, mereka tentu lahir dari produser musik yang andal sehingga artis tersebut bisa menyanyikan karya musik yang berkualitas. Itu seperti yang dilakukan Febry Antonia, 31, warga Desa Balerejo, Kecamatan Kauman.
Tulungagung memiliki telenta yakni salah satu produser terbaik di Tanah Air yang bernama Febry Anton, warga Desa Balerejo, Kecamatan Kauman. Rumahnya sering didatangi oleh para pejabat, bukan untuk projek pembangunan melainkan untuk membuat karya musik. Bahkan, artis film nasional pernah singgah di studionya.
“Saya melakoni produksi rekaman ini sejak 2008 atau kelas 3 SMA. Mulai menerima klien 2012-2013, tapi ya hanya lokal saja. Sedangkan 2016 mulai ada klien luar kota seperti Blitar, Trenggalek, Pasuruan, dan Malang,” ujar Febry yang ditemui di rumahnya.
Dia menceritakan jika pada 2008-2013, dia hanya merekam grup bandnya sendiri. Lalu setelahnya, dia nyaman dengan kesibukan itu hingga akhirnya memutuskan untuk menggeluti dunia musik, meskipun saat itu Tulungagung merupakan kota kecil tanpa ada fasilitas rekaman. Beberapa orang ingin menjajal rekaman di Kediri, tapi waktu itu pemilik rekamannya sudah senior. Karena itu, para artis ada rasa sungkan dan merasa tidak bisa bebas berekspresi.
Saat 2013 banyak band yang berminat direkam oleh Febry, karena melihat karya musiknya direkam sendiri di studionya. Meskipun saat itu dia kekurangan beberapa alat musik di studionya, beruntungnya dia dipinjami oleh teman.
Kini hanya studionya yang memiliki standar profesional dan membuka jasa rekam di Tulungagung, dengan alat musik yang minimalis. Namun, studio musik dengan alat musik lengkap ada di Gondang, milik temannya. Dia mengungkapkan jika sebenarnya banyak pelaku rekaman di Kota Marmer yang berstandar nasional, tapi hanya dia dan temannya itu yang membuka jasa.
Sedangkan sejak 2013-2018, Febry hanya menerima klien dengan aliran musik metal sehingga proyeknya hanya satu aliran musik saja selama lima tahun. Klien musik metal yang pernah memakai jasanya ada dari dalam kota dan luar kota. Klien pertama luar kota itu dari Blitar, lalu Kediri, Trenggalek, Pasuruan, Jakarta, hingga Banjarmasin.
Sampai sekarang lebih dari 100 klien yang pernah ditangani oleh Febry, dengan ratusan karya lagu yang diproduksi. Itu karena satu klien bisa melakukan rekaman beberapa lagu. Mereka bisa membutuhkan waktu 6-12 jam untuk satu lagu,” tuturnya.
Banyak klien yang memesan jasa Febry karena pemasarannya lewat Facebook. Namun ternyata, pemasaran dari mulut ke mulut ke mulut atau getok tular antar-artis juga lebih manjur. Bahkan, namanya kerap ditampilkan di kredit video klip para kliennya.
Lalu pada 2018, Febry mulai merambah musik pop karena melihat pasar aliran tersebut yang tumbuh di Tulungagung. Saat itu kebetulan ada artis pop yang lahir dari sebuah studio rekam di Kelurahan Kepatihan. Hingga pelaku musik di sana banyak, kemudian pemilik studio di Kepatihan itu merekomendasikan jasa produksi musik ke Febry.
Menurut dia, musik pop itu tidak mudah untuk digarap karena banyak ragamnya. Namun, dia tertantang meskipun telah terbiasa menggarap lagu metal. Karena baginya, metal bisa menerka arah dari nada yang akan dipakai, beda dengan musik lain yang harus mendengarkan referensi musik terlebih dahulu. Tantangan lain yakni alat untuk mengambil suara atau instrumen itu beda, baik dangdut atau metal. Tantangan terakhir, memposisikan alat musik di lapisan suara agar enak didengar.
Berkat jaringan pertemanan yang diciptakan Febry, dia banyak mendapatkan klien. Bahkan, dia mendapatkan klien luar negeri dari teman musik metalnya. Klien pertama luar negeri dari Swedia pada 2019. Febry menceritakan bila terdapat tiga klien luar negeri yang pernah ditangani dan berasal dari Eropa semua.
“Bagi saya menggarap produksi klien luar negeri lebih mudah, karena nyanyian mereka sudah bagus meskipun kadang sedikit false. Mungkin karena jam terbangnya yang tinggi. Mereka biasanya rekaman di studio sendiri, lalu saya yang disuruh edit instrumennya,” jelasnya.
Sementara itu, klien populer yang pernah dia temani yakni Dona D’Academy yang pernah rekaman di rumahnya. Ada juga dari musikalisasi, yakni Alex Abbad, pemain film nasional. Uniknya, Febry mengidolakan Alex Abbad dan pertemuan mereka itu tidak disangka, hingga membuatnya terkaget ketika pertama kali Alex Abbad mengetuk pintu rumahnya.
Sedangkan untuk beberapa pejabat yang pernah ke rekamannya, yakni Kepala Dinas Kesehatan dr Kasil Rokhmad, Direktur RSUD dr Iskak dr Supriyanto. Bahkan, bos Mayangkara Group, Agus Wawan, juga memakai jasa laki-laki 31 tahun ini. Mereka pesan lagu di song writer, lalu rekaman di tempat Febry.(*/c1/din)