TULUNGAGUNG – Ratusan pasien rela antre berjam-jam untuk mendapatkan obat di rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Iskak Tulungagung. Lantaran masih memiliki farmasi satu depo, pelayanan pada rumah sakit tipe B ini memakan banyak waktu.
Pasien antrean obat di RSUD dr Iskak, Suprapti mengatakan telah mengantre sejak pukul 08.00 WIB untuk mendapatkan obat sesuai dengan resep yang diberikan.
Perempuan berumur 56 tahun tersebut diketahui sedang menderita penyakit stroke. Pihaknya mengeluhkan lamanya pelayanan untuk mendapatkan obat. “Saya rumahnya Campurdarat sana, Mas. Jadi ya lumayan jauh perjalanannya. Ini tadi sampai sini sekitar jam 08.00 kurang sedikit dan dapatnya obat jam 11.00-an. Kalau antre lama itu capek, Mas,” jelasnya kemarin (4/8).
Sementara itu, Humas RSUD dr Iskak, Moch Rifa’i mengatakan akan terus berupaya untuk mengurai antrean pengambilan obat. Hingga kini, RSUD dr Iskak hanya memiliki farmasi satu depo, yang harus meng-cover seluruh poli di rumah sakit tipe B tersebut. “Yang berada di depan itu untuk mengakomodasi sekian banyak poli. Jadi, kita buat depo baru. Nantinya, kita tambah loket-loketnya. Semoga tahun ini selesai,” jelasnya.
Lanjut dia, obat-obat yang diberikan kepada pasien tersebut tidak sama. Adanya satu depo belum memungkinkan untuk melakukan pelayanan secara cepat. Karena itu, langkah yang dilakukan yakni menambah kembali loket. “Karena harus menyiapkan infrastruktur juga. Itu nanti akan kita ubah, ada yang menghadap ke timur, gitu,” ucapnya.
Dia menambahkan, petugas dalam memberikan obat tidak sama seperti membeli sesuatu barang yang bisa langsung diberikan. Petugas farmasi harus memastikan kembali, mulai dari permintaan nama, umur, alamat, dan harus sesuai dosis. “Belum lagi, setelah dipanggil harus ada edukasi kepada pasien, dicocokkan dengan pasien, cara penggunaan obat dan efek samping. Jadi ya pasti lumayan agak panjang,” paparnya.
Disinggung perihal antrean layanan Pendaftaran Online Tanpa Antri (POETRI), dia mengaku banyak pasien dan pendamping datang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Menurut dia, dalam pendaftaran online tersebut sudah tertera jadwal pasien untuk pengambilan obat ke rumah sakit. Diketahui, kunjungan per hari ketika hari Senin, Selasa, Rabu, sekitar 700-800 pasien. Kamis dan Jumat sekitar 600 pasien. “Mayoritas itu tidak datang sesuai dengan jadwal yang ada di pendaftaran online. Jadi, jadwal pukul 11.00 gitu, mereka datangnya pukul 08.00 sehingga antrean terlihat padat. Orang-orang itu mikirnya takut, nanti kalau datangnya siang malah telat,” tutupnya. (mg2/c1/din)