TRENGGALEK – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Trenggalek gelar aksi massa di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Mereka mendesak elit politik agar tidak tinggal diam dengan persoalan yang terjadi di nasional.
Massa memulai aksi dengan long march dari Stadion Bumi Menak Sopal menuju ke kantor DPRD Kabupaten Trenggalek kemarin (18/4). Ada sekitar 40 mahasiswa mengenakan jas berwarna biru, berjalan kaki hingga ke depan rumah rakyat. Mereka berorasi di tiap langkahnya. Menyerukan aspirasi menggunakan loudspeaker, agar dapat didengar oleh kedua telinga para pejabat.
Sesampai depan rumah rakyat, massa rela berjemur di bawah terik matahari, di tengah bulan suci Ramadan. Keringat pun tak kuasa terus mengucur. Namun dengan lantang, mereka menyerukan beberapa isu yang menjadi pekerjaan rumah para elit politik.
Koordinator Aksi Massa PC PMII Mohammad Rudi Koliqunahar menyebut, ada tiga isu Nasional yang menjadi tuntutan massa. Yakni kenaikan bahan bakar minyak (BBM), kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 1 persen, dan kelangkaan sembako khususnya minyak goreng.
Dampak ketiga isu itu dinilai sangat merugikan masyarakat. Kerugian yang dialami itu tak selaras dengan sistem demokrasi di Indonesia. Yaitu, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. “Kami harapkan bagaimana pejabat di atas, itu menanggapi dengan terang-terangan. Dalam arti jangan sampai ada yang ditutupi,” ungkapnya.
Pihaknya mengaku, tiga isu nasional itu sudah menjadi bahan diskusi dalam internal PC PMII Kabupaten Trenggalek. Dan, ketiga isu itu berimbas signifikan bagi masyarakat. Misalnya, kelangkaan minyak goreng yang membuat masyarakat kelimpungan mencarinya. Belum lagi, saat minyak goreng mahal, maka akan berimbas ke sektor lainnya. “Kami dari Trenggalek khususnya, membutuhkan konsumsi semacam itu. Jadi, seumpama ketika barang-barang pokok itu mahal. Bagaimana cara hidup masyarakat di Trenggalek,” ucapnya.
Untuk itu, masyarakat berharap agar para pejabat tidak tinggal diam dengan kondisi yang terjadi nasional. Massa pun meminta komitmen elit politik untuk turut mengambil sikap terhadap tuntutan massa. “Jadi, hari ini sudah ada dua perwakilan dari Wakil Ketua DPRD. Besok kita akan kembali dengan beberapa orang untuk memastikan ketua DPRD itu benar-benar menandatangani usulan kita,” tegasnya.
Usai tuntutan massa mendapatkan tanda tangan dari kedua wakil DPRD Doding Rahmadi dan Agus Cahyono, massa pun meninggalkan area rumah rakyat.
Sementara itu, nggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Trenggalek menilai, ada drama politik di kalangan pemerintah pusat yang membuat beberapa pokok tuntutan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Trenggalek, belum ada solusi yang pasti.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek Agus Cahyono mengatakan, drama politik itu dapat diketahui ketika pemerintah pusat juga kewalahan untuk mengatasinya. Seperti diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag) sempat mengklaim kelangkaan maupun kenaikan harga minyak goreng akibat permainan mafia. Namun klaim tersebut tak kunjung ada kepastian hinga kini, karena belum juga ada tersangka dalam kasus tersebut. “Saat ini ada drama politik yang begitu serius di pusat, sehingga saat ini pemerintah juga kewalahan untuk mengentaskan,” ungkapnya.
Untuk itu, aksi PC PMII adalah bentuk aksi solidaritas secara Nasional yang menentang ketidakadilan. Bahkan unjuk rasa itu bukan hanya ditemui di Trenggalek, tapi juga daerah-daerah lainnya. Agus pun mengapresiasi dengan apa yang dilakukan para Mahasiswa. “Kami sangat apresiasi, jika ini menjadi gerakan nasional per Kabupaten ada aksi, jadi bisa membuat kami punya power untuk mendorong kebijakan,” ujar Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek Doding Rahmadi mengungkapkan, apa yang menjadi kerasahan tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 1 persen (dari 10 menjadi 11 persen, Red), maupun kenaikan harga minyak goreng, memang dapat berimbas langsung ke masyarakat. “Tuntutan aspirasi dari teman-teman mahasiswa akan kami teruskan kepada DPR-RI dan Sekretaris Negara,” tegasnya saat dikonfirmasi.
Politikus PDI-P itu pun menandatangani tuntutan massa. Selanjutnya, Ketua DPRD Trenggalek Samsul Anam akan menandatangani ulang. “Karena hari ini ketua sedang ada giat di luar kota, kami menyepakati untuk menandatangani dan besok akan juga ditanda tangani oleh ketua,” katanya.(tra/rka)