KOTA BLITAR – Jari tangan AM, warga Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok bengkak lantaran terjepit cincin. Nenek berusia 106 tahun itu kesakitan. Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Blitar harus hati-hati saat menolongnya.
Kepala UPT Damkar Kabupaten Blitar, Andi Sagita Putra menceritakan, salah seorang warga desa setempat meminta tolong kepada Damkar. Yakni membantu melepaskan cincin. Setelah tiba di rumah AM, diketahui masih ada empat cincin yang melingkar di jari nenek tersebut.
“Kami koordinasi dulu dengan perangkat desa, supaya bisa merawat terlebih dahulu, sebelum evakuasi pelepasan cincin,” ujar Andi, kemarin (11/4).
AM bersiap untuk evakuasi. Dia berbaring di kasur rumah sakit. Nah, selama proses pelepasan cincin emas itu, sebanyak lima petugas Damkar yang terlibat sempat dibuat keteteran. Pasalnya, meski sudah mendapatkan obat bius, namun kondisi jari yang membengkak membuat segala upaya harus dilakukan secara akurat.
Setelah berjuang, satu persatu cincin berhasil ditanggalkan. Melancarkan taktiknya, petugas Damkar jeli menggunakan gerinda untuk memotong setiap ruas cincin. Tentu, butuh kesabaran ekstra. Perhiasan yang menjerat jari tengah AM tersebut kemudian berhasil dilepaskan.
“Setelah proses evakuasi, AM kemudian menjalani pemeriksaan intensif di rumah sakit. Itu untuk mengetahui adanya infeksi atau tidak,” imbuhnya.
Salah seorang perangkat desa, Kuncoro mengaku, keempat cicin itu sudah digunakan AM sejak 10 tahun terakhir. Kendati begitu, dia tak menyangka jika jari AM bakal membengkak. Padahal awal bulan lalu, pihaknya melihat kondisi jari tetangganya itu baik-baik saja. Itu saat dia merekam aktivitas AM untuk kemudian dikirimkan kepada keluarga AM di Kalimantan. Saat divideo, kondisi jari layaknya orang normal pada umumnya.
Kuncoro menambahkan, AM sebenarnya berusaha melepas cincin tersebut. Namun, justru menjeratnya dengan sebuah karet. Praktis, itu membuat jari semakin membengkak lantaran peredaran darah yang tidak lancar. Benar saja, selang beberapa hari, AM sempat mengalami infeksi di jarinya dan mengonsumsi obat supaya lebih reda.
“Malahan, awalnya si nenek menyembunyikan kondisi jari itu dari anaknya. Mungkin karena takut dilihat,” ungkap Kuncoro.
Pria ramah itu menambahkan, setelah menemani AM dan keluarga melepas cincin, sempat ada pemeriksaan di rumah sakit. Meski sempat dianjurkan untuk menginap beberapa malam, namun AM meyakinkan keluarga bahwa tidak ada reaksi yang muncul. Dokter kemudian memperbolehkan AM pulang namun harus mengonsumsi obat. (mg2/wen)