Tulungagung – Menjadi manusia silver bak patung merupakan pilihan terakhir yang dilakoni Ahmad Dwi untuk bertahan hidup. Dia sebelumnya adalah seorang karyawan pabrik di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).
Sewaktu bekerja sebagai karyawan pabrik, dia mendapatkan penghasilan sekitar Rp 4 juta per bulan.
Dia masih ingat waktu kecelakaan kerja yang dialaminya. Hal itu terjadi begitu cepat. Tangannya terkena mesin giling dan langsung dibawa ke rumah sakit. Lalu, saat itu juga dianjurkan untuk amputasi.
Setelah menjalani pengobatan dan dinyatakan sembuh, dia memutuskan untuk kembali bekerja di pabrik tersebut. Namun kenyataannya, dia justru mendapatkan surat PHK. Dalam surat tersebut tertulis bahwasannya dia tidak dapat bekerja secara maksimal seperti sediakala. “Waktu itu sempat putus asa dan malu kalau harus pulang. Meskipun belum memiliki tanggungan keluarga, saya merasa malu untuk meneruskan kehidupan tanpa ibu jari di tangan kanan,” ungkap pria asal Kecamatan Kedungwaru ini.
Dwi -sapaan akrab pria itu- memutuskan untuk menetap di Sidoarjo. Hingga kemudian, dia bertemu dengan salah seorang rekan yang menjadi manusia silver. Pada momen tersebut, dia tertarik dengan apa yang dilakoni rekannya dan mulailah bertanya, bagaimana memeragakan patung dengan tubuh penuh dengan cat berwarna silver. “Waktu itu menanyakan pakai cat apa, bisa mengkilap itu bagaimana, dan cara mematung itu seperti apa,” ungkapnya.
Dengan uang yang tersisa, dia memutuskan membeli peralatan serta keperluan menjadi manusia patung. Namun, setelah membeli seluruh keperluan tersebut, dia bimbang untuk menjalankan pekerjaan sebagai manusia silver. Dalam hatinya, tidak ada pekerjaan lain yang dapat dijalankan. “Saya bimbang, apa iya harus jadi manusia silver di simpang empat. Tetapi kalau tidak menjadi itu, saya mau kerja apalagi,” jelasnya.
Dia akhirnya memberanikan diri untuk berdandan menjadi manusia silver dan mejeng di simpang empat rumah sakit lama Kecamatan Kedungwaru.
Untuk menjadi potret seorang manusia silver, butuh tiga puluh menit lamanya dia berdandan. Mulai dari atas rambut hingga ujung kaki dilumuri dengan cat berwarna silver. Tak lupa, dia juga memakai celana jins pendek yang dilumuri dengan cat silver. Cat lukis kulit, body lotion, dan minyak goreng lengkap dikenakan untuk memeragakan manusia patung tersebut. “Dandannya saja itu memakan waktu 30 menit.
Dia tidak pernah merasakan iritasi atau keluhan terkait kulit meski telah berjam-jam menjadi manusia silver. Namun, ketika terkena terik matahari secara langsung dalam kurun waktu sekitar 2 jam, cat berwarna silver yang menyelimuti tubuhnya tersebut sulit untuk dihilangkan. “Kalau susah dihilangkan gitu dibasahin dulu biar lebih lembap kulitnya. Tapi Alhamdulillah, selama dua bulan ini tidak pernah merasakan apa-apa,” ungkapnya.
Dengan tubuh berwarna silver, dia berpose ria menyerupai patung-patung pahlawan kemerdekaan ternama. Mulai dari menirukan patung Jendral Sudirman, patung Jendral Ahmad Yani, hingga patung Bung Karno dengan lihai diduplikasi di simpang empat tersebut. Alhasil, dalam satu hari, dia meraup rezeki sekitar Rp 75 ribu hingga Rp 120 ribu. “Tetapi kadang juga takut kalau kena razia,” tutupnya. (*/c1/din)