KOTA BLITAR – Diabetes militus tidak hanya menjangkit pada orang dewasa. Nyatanya, penyakit kronis ini berpotensi pada anak-anak dan remaja dengan rentang usia 15 tahun. Hal ini diduga akibat pola hidup tidak sehat yang dilakukan sejak dini.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar, Dissie Arlini mengatakan, diabetes militus ini adalah penyakit kronis yang tidak menular. Namun, penyakit ini dapat menjangkit anak hingga remaja usia 15 tahun. Sebab, penyakit ini akibat perilaku hidup tidak sehat. “Semua orang berisiko sama terjangkit diabetes,” ujarnya.
Dia menjelaskan, potensi terjangkit diabetes militus ini dapat diantisipasi sejak lahir. Terutama bagi mereka yang memiliki garis keturunan sebagai penderita diabetes militus. Karena penyakit ini dapat terjadi akibat adanya faktor genetik. “Harus hati-hati dalam pola makan, terutama makanan yang mengandung gula,” terang perempuan berkacamata ini.
Selain itu, penyebab penyakit ini adalah kurangnya aktivitas fisik dan terlalu banyak konsumsi makanan manis. Konsumsi makanan yang tidak seimbang dapat mengakibatkan tubuh kelebihan kalori sehingga organ mengalami penurunan fungsi. “Meskipun mayoritas penderita di atas usia 40 tahun, tapi anak remaja juga harus mengantisipasi penyakit kronis ini,” katanya.
Dia menyebutkan, ada beberapa anjuran konsumsi untuk mengantisipasi diabetes militus ini. Seperti, konsumsi gula empat sendok per hari, garam satu sendok teh per hari, dan lemak lima sendok makan per hari. Hal ini berdasarkan Permenkes Nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan Pada Pangan Olahan Siap Saji.
Sayangnya, makanan olahan yang beredar saat ini banyak yang mengandung gula, garam, dan lemak berlebih. Akibatnya, kebiasaan mengonsumsi makanan tersebut berpotensi tinggi pada terjangkitnya diabetes militus. Berdasarkan data kasus pada 2021, penderita diabetes militus sebanyak 2.979 orang. Sementara pada 2022, jumlah kasus naik hingga 4.415 orang. “Jumlah penderita diabetes militus tidak mungkin berkurang, karena mereka yang menderita pada tahun ini juga akan terhitung pada tahun berikutnya,” terangnya.
Gejala diabetes militus tidak bisa dirasakan seketika. Sebab, penyakit yang menyerang pembuluh darah ini akan terasa saat terjadi komplikasi mikro atau makro. Jika terjadi komplikasi mikro, gejala yang dirasakan adalah kesemutan, rasa tebal pada telapak kaki dan tangan, dan belum terjadi kerusakan organ tubuh.
Sementara itu, saat terjadi komplikasi makro, artinya sudah ada jaringan tubuh yang rusak. Hal ini ditandai dengan kondisi fisik seseorang. “Biasanya terjadi luka yang tak kunjung sembuh, bahkan hingga menyebabkan luka tersebut membusuk,” tandasnya. (mg1/c1/ady)