TULUNGAGUNG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung mengirim enam sampel pasien terkonfirmasi Covid-19 ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, Surabaya. Itu menyusul adanya peningkatan kasus Covid-19 baru di Tulungagung dalam dua hari terakhir, sebanyak 25 kasus baru.
“Kita perlu mewaspadainya (varian Omicron, Red). Makanya kita lakukan pelacakan hingga pengiriman sampel untuk memastikan itu strain Omicron atau bukan,” ucap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Didik Eka Sunarya Putra, kemarin (27/1).
Dia menjelaskan, peningkatan jumlah kasus Covid-19 ini merupakan hasil pelacakan dari salah satu penghuni kos di Kecamatan Kedungwaru yang dilaporkan terkonfirmasi Covid-19 pada Senin (24/1) lalu.
Dalam pelacakan itu, pihaknya melakukan pemeriksaan metode usap/swab test antigen kepada seluruh kontak erat yang tak lain penghuni kos sebanyak 80 orang berstatus mahasiswa. Hasilnya, 37 mahasiswa di antaranya menunjukkan reaktif antigen.
“Kita pastikan lagi 37 mahasiswa itu dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Alhasil, 21 pemuda menunjukkan confirm Covid-19,” katanya.
Tak ingin merebak, 21 pemuda tersebut kemudian diisolasi terpusat dalam satu kos tersebut. Kendati hasil PCR terkonfirmasi Covid-19, semuanya dalam kondisi sehat dan tidak bergejala. “Karena kos itu luas, jadi yang terkonfirmasi diisolasi di kos tersebut namun dipisahkan dengan yang sehat atau non-Covid-19,” tuturnya.
Dari 21 sampel yang terlacak, enam di antaranya dikirim ke Surabaya untuk dites Whole Genome Sequencing (WGS). Sebab, enam sampel tersebut dicurigai merupakan varian Omicron lantaran memiliki CT value rendah serta terjadi penularan dalam waktu yang cepat. “Hasilnya hingga kini belum keluar,” tandasnya.
Kepala Dinkes Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rokhmad juga menyampaikan hal yang sama. Tak hanya melakukan pelacakan terhadap puluhan mahasiswa, tapi juga pada kasus penularan di salah satu SMA negeri di Tulungagung. “Ada temuan di SMA negeri. Sudah kita lacak (tracing, Red) satu kelas dengan yang terkonfirmasi ini. Namun hasilnya belum keluar,” katanya. (lil/c1/din/dfs)