TULUNGAGUNG – Sebanyak 10 titik jalan rusak di Kecamatan Sendang bakal dilakukan penyegaran. Total anggaran yang digunakan mencapai sekitar 12 miliar dan ditargetkan akhir Juli sudah mulai pengerjaan.
Anggota Komisi D DPRD Tulungagung Gandi Wardoyo mengatakan, mengingat beberapa ruas jalan di Kecamatan Sendang yang kini rusak, maka perlu dilakukan penyegaran terhadap jalan-jalan yang mengalami kerusakan tersebut. Tak tanggung-tanggung, dana segar bakal menjadi jawaban bagi kerusakan jalan yang terjadi.
Dia menyebutkan, pembangunan jalan di Kecamatan Sendang yang memiliki nilai besar yakni di daerah Kedoyo, jalan poros Picisan-Nyawangan termasuk jembatan di Desa Dono, dan yang lainnya dengan total mencapai 10 titik pembangunan. Pihaknya juga menyarankan agar seluruh pembangunan tersebut tidak menggunakan aspal ataupun hotmix, melainkan dibangun dengan jalan beton.
Dia melanjutkan, pemilihan jalan beton karena mempertimbangkan jalanan di Kecamatan Sendang mayoritas jalanan pegunungan. Dengan demikian, pembangunan akan bisa dinikmati sampai puluhan tahun dengan sekali membangun menggunakan beton. “Jadi tidak sering berbenah jalan saja,” sebutnya.
Selain 10 titik tersebut, kata dia, juga akan dibangun jalan-jalan menuju tempat wisata dengan menggunakan dana pokir. Itu sebagai penunjang potensi pariwisata di daerah Sendang agar lebih diminati oleh para pengunjung.
Diakui, tatkala pandemi Covid-19 di Tulungagung sudah mereda, penambahan pekerjaan khususnya untuk sarana prasarana jalan meningkat jika dibandingkan ketika pagebluk menyerang. Jika saat pagebluk pembangunan di angka 50 persen, kini telah meningkat sampai 150 persen. Dengan demikian, pelaksanaan pekerjaan di Tulungagung setelah ini akan lebih banyak. Namun karena harus melalui proses dan prosedur yang ada, pada akhir Juli dan Agustus diperkirakan masih akan dimulai pengerjaan. “Karena mayoritas pekerjaan besar membutuhkan lelang. Bisa saja saat ini masih proses lelang dan baru tahap perencanaan,” katanya.
Ditambah lagi, terjadi perubahan perencanaan harga bahan bangunan. Itu lantaran harga yang dipakai saat ini sudah tidak layak bagi para kontraktor sehingga harus ada perencanaan ulang. (mg1/c1/din)