TRENGGALEK – Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek memberi perhatian pada upaya pelestarian penyu di Pantai Gemawing di Desa Masaran, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek. Diharapkan dengan upaya konservasi yang dilakukan Pokmaswas Mutiara Laut Sumbreng ini bisa memberikan kontribusi besar bagi pengembangan desa wisata di Desa Masaran, Kecamatan Mu njungan.
Di Desa Masaran sendiri, selain Pantai Blado sebagai pendaratan ikan, juga Pantai Gemawing ya ng merupakan tempat naiknya penyu ke kawasan ini untuk bertelur. Istimewa karena tidak semua pantai dipilih oleh penyu untuk bertelur.
“Tukik, sebutan bagi anak penyu, jika dilepaskan di Pantai Gemawing, maka nanti ketika bertelur dia akan naik ke Pantai Gemawing lagi, walaupun telah melanglang buana ke berbagai samudera. Tidak di semua pantai, penyu mau naik untuk bertelur. Kita patut bersyukur bahwa penyu mau naik untuk bertelur di Pantai Gemawing, ini menunjukkan bahwa kondisi alam di Pantai Gemawing masih sangat bagus,” ucap Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek, Ir Cusi Kurniawati MSi
Lebih lanjut, Cusi menyampaikan bahwa penyu diketahui menghabiskan waktunya di laut tapi induknya akan menuju ke daratan ketika waktunya bertelur. Induk penyu bertelur dalam siklus 2 – 4 tahun sekali, yang akan naik ke pantai 4-7 kali untuk meletakkan ratusan butir telurnya di dalam pasir yang digali.
Pada awalnya, masyarakat sekitar tidak paham akan pentingnya hewan purba ini bagi keseimbangan ekosistem. Sehingga mereka mengambil telur dan dagingnya untuk dikonsumsi. Pada tahun 2018, beberapa orang tergerak untuk mulai melakukan upaya penyelamatan terhadap penyu. Dimulai dengan ayeng atau semacam patroli untuk mengumpulkan telur penyu dan ditangkarkan di kotak berpasir. Setelah melewati masa pemeraman selama 60 hari, telur penyu kemudian menetas menjadi tukik dan beberapa hari kemudian siap untuk dilepas ke laut dengan tradisi khusus yang dinamakan “ucul-ucul”.