TULUNGAGUNG – Bekerja puluhan tahun untuk mengolah tembakau menjadi rokok, membuat para pekerja pabrik rokok berhak mendapatkan BLT DBHCHT. Mereka bersyukur atas bantuan itu lantaran untuk memenuhi kebtuhannya.
Raut wajah bahagia tergambar pada para penerima bantuan langsung tunai (BLT) dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) kemarin (18/10). Suasana itu terlihat ketika ratusan buruh pabrik rokok dari PT Arta Jaya Abadi Bersinar menerima bantuan tersebut.
Namun, tidak semua karyawan dari pabrik rokok yang memiliki seragam khas baju ijo ini menerima bantuan BLT DBHCHT. Para pekerja yang masih baru tentunya belum memiliki kesempatan untuk menerima bantuan ini. Oleh karena itu, karyawan wajah baru di pabrik rokok yang dikenal dengan sebutan Araya ini harus bersabar.
“Kami dari dinas sosial memberikan BLT DBHCHT kepada 276 pekerja pabrik rokok yang secara ketentuan berhak mendapatkannya. Kenapa pabrik rokok? Ini menunjukkan bahwa DBHCT sesuai peruntukkannya membantu karyawan dan satpam pabrik rokok,” ujar Kepala Dinas Sosial Tulungagung, Suyanto.
Dengan ditemani rintikan air hujan yang berada di luar pabrik, ratusan pekerja pabrik rokok berbaris di gedung produksi untuk mengantre guna penerimaan BLT DBHCHT itu. Mereka bersiap diri, ada yang menunggu dengan mengobrol bersama teman di sampingnya dan juga ada yang hanya menggerak-gerikkan tangannya.
Dari 276 orang yang menerima bantuan dari dinas sosial itu, paling banyak memang diterima oleh pekerja perempuan. Meski juga ditemui laki-laki, tapi masih bisa dihitung dengan jari yang menerima bantuan ini. Rata-rata mereka yang menerima bantuan, rentang umurnya lebih dari 35 tahun hingga 60 tahun, bahkan mereka telah bekerja lebih dari lima tahun. “Kami memberikan bantuan ini selama empat bulan, dari Juni, Juli, Agustus, hingga September. Sehingga tiap bulan menerima Rp 200 ribu. Hingga kini sudah 23 pabrik rokok yang telah kami beri BLT DBHCHT, dengan lebih dari 4 ribu penerima,” ungkap Suyanto.
Dia melanjutkan, tersisa kurang lebih tiga atau dua pabrik rokok lagi yang akan diberikan bantuan BLT DBHCHT olehnya. Karena dari catatanya, terdapat lebih dari 7 ribu pekerja pabrik rokok yang menerima bantu itu. Dengan total bantuan yang diberikan kepada pekerja rokok Tulungagung lebih dari Rp 10 miliar.
Bila nanti terdapat tambahan pekerja, maka akan dilakukan pedataan kembali. tentunya dana BLT itu juga bertambah. Hingga saat ini, sebanyak Rp 3 miliar hingga Rp 4 miliar telah disalurkan Pemkab Tulungagung untuk penyaluran DBHCHT ini.
Dari wajah Suyanto tersirat perasaan lega ketika memberikan bantuan tersebut kepada pekerja di pabrik rokok Araya. Dia juga sempat sedikit berbincang dengan pekerja pabrik rokok itu, bertanya perihal penggunaan bantuan yang diterimanya. Lalu, ditutup dengan memberi salaman kepada sebagian penerima bantuan tersebut. “Untuk petani tembakau sudah kami salurkan di beberapa wilayah yang menjadi sentra Tulungagung. Lalu, untuk Desember nanti juga akan ada lagi penyaluran BLT DBHCHT, dengan kriteria sama. Pekerja pabrik rokok, satpam pabrik, bagian administrasi, dan petani tembakau,” terangnya.
Suyanto berharap dengan adanya bantuan BLT DBHCHT ini dapat meringankan dan membantu beban hidup pekerja pabrik rokok dan petani tembakau. Selain itu, bantuan ini nantinya dapat digunakan sesuai kebutuhan penerimanya.
Perasaan semringah terpancarkan pada wajah Prihatin, pekerja pabrik rokok Araya asal Kecamatan Ngantru. Dia berniat menggunakan bantuan BLT DBHCHT ini untuk membeli perhiasan, guna investasi masa depan. Bantuan ini juga membantu perekonomian keluarganya lantaran juga untuk memenuhi kebutuhan pokok. “Saya sudah dua kali ini mendapatkan bantuan BLT ini. Sebelumnya, ketika sebelum Hari Raya Idul Fitri, saya mendapatkan Rp 200 ribu. Saya akan gunakan uang bantuan ini untuk beli cincin sebagai kenang-kenangan,” kata perempuan 52 tahun itu.
Dia termasuk pekerja senior di pabrik rokok yang lokasinya di Desa Rejoagung tepat belakang Lapas Tulungagung ini. Lantaran, Prihatin mengaku telah bekerja sebagai pekerja pabrik rokok selama 14 tahun. Dia merasa nyaman bekerja di bagian penggilingan di pabrik rokok Araya ini.
Senada dengan Prihatin, Sukatmi juga telah dua kali ini menerima bantuan BLT dalam tahun ini. Dia merasa senang menerima bantuan ini. Karena nantinya, bantuan ini akan digunakan untuk membeli beras dan kebutuhan pokok lainnya. “Saya telah bekerja di sini selama 15 tahun dan saya bersyukur mendapatkan bantuan BLT DBHCHT ini,” pungkasnya.(*/c1/rka)