TRENGGALEK – Pemutakhiran data pemilih berkelanjutan (PDPB) di Kabupaten Trenggalek tumbuh lambat. Komisi Pemilihan Umum (KPU) memprediksikan jumlah pemilih pada pesta demokrasi 2024 cuma bertambah 0,3 persen atau kurang dari 5 ribu orang.
Komisioner KPU Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi Muhammad Indra Setiawan membenarkan, pergerakan PDPB sebetulnya dinamis. Yakni memiliki kecenderungan terus bertambah, meskipun tidak begitu signifikan. “Kemarin kepentingan kami (menghitung pertambahan jumlah pemilih, Red) untuk jumlah TPS. Dari total 1.550 TPS pada 2020.
Sementara itu, proyeksi TPS pada 2024 ada 1.560. Serta kapasitas TPS maksimal 500 orang. Jadi perkiraan kurang dari 5 ribu PDPB penambahannya,” jelasnya.
Pergerakan data PDPB yang lambat dapat dilihat dari proses pemutakhiran selama pra-tahapan (sebelum ada PKPU, Red). Indra menjelaskan, teknis pemutakhiran sebelum memasuki tahapan pemilu dengan integrasi data berdasarkan lintas sektor, mulai disdukcapil, TNI, Polri, hingga cabdindik.
Namun, kata Indra, teknis pemutakhiran data sebelum tahapan itu belum bisa maksimal karena keterbatasan SDM. “Teknis pemutakhiran tidak bisa secara holistik sampai 14 kecamatan, karena KPU tidak memiliki badan ad hoc sebelum memasuki tahapan pemilu. Jadi, selama ini hanya memaksimalkan SDM yang ada di kantor KPU atau terbatas ada 45 orang,” ujarnya.
Selain keterbatasan SDM, adapun kendala KPU dalam memutakhirkan data pemilih pra-tahapan. Misalnya, pendataan pemilih untuk para disabilitas. “Sejauh ini memang belum ada, tapi kemarin kita sudah mulai koordinasi dengan yayasan yang menaungi para penyandang disabilitas. Rencananya, PDPB para disabilitas akan dilakukan setelah muncul tahapan,” ungkapnya.
Untuk itu, pertumbuhan jumlah pemilih pra-tahapan pun lambat. Dimulai dari DPT pada 2020 sebanyak 581.749 pemilih, tetapi sampai akhir Mei 2022 menjadi 582.582 pemilih. “Jadi ada pertambahan sekitar 1000 saja. Kecenderungan pergerakan memang naik, tetapi tidak terlalu signifikan,” tutupnya. (tra/c1/rka)