KAUMAN, Radar Tulungagung – Muhammad Wulida Fidhdhuha tidak ingin egois dengan ilmu dan pengalaman di dunia film nasional. Saat pulang ke kampung halaman, dia ingin Tulungagung ada industri film yang tidak kalah dengan kota-kota lainnya dengan mengajar dengan menjadi guru multimedia di SMKN NU Tulungagung.
Laki-laki asli Desa Batangsaren, Kecamatan Kauman ini telah berkarir di Jakarta selama 10 tahun untuk menambah ilmu dan pengalaman di dunia film. Beberapa film box office tanah air seperti Bangkit, Seputih Cinta Melati, dan Wanita Tetap Wanita, pernah digarapnya sebagai editor.
Tidak hanya itu, Dhuha juga menggarap series Satria Garuda Bima X, mini series Brata yang mendapatkan rating tinggi, dan beberapa karya audio visual lainnya.
“Kalau karya audio visual saya ketika di Jakarta masih puluhan. Film bisa dihitung, film pendek, video klip juga pernah, namun kebanyakan series. Itu berawal ketika setelah kuliah saya mencoba magang di studionya sutradara Garin Nugroho,” ujar Dhuha.
Setelah puas 10 tahun berkarir di Jakarta, pada tahun 2019 Dhuha memutuskan untuk pulang kampung ke Tulungagung. Menariknya tidak hanya membawa ilmu dan pengalaman saja, saat itu dia juga membawakan orang tuanya calon menantu. Yang saat ini Dhuha dan istrinya dikaruniai dua buah hati.
“Saya pulang Tulungagung karena panggilan orang tua, Mas. Selain itu juga ingin membuat atau menciptakan industri film di Tulungagung. Agar tidak ketinggalan dengan kota-kota lain,” pungkasnya.
Selain itu, Dhuha juga disibukkan dengan rumah produksi yang didirikan sejak 2019. Rumah produksi itu bernama Loopiznemedia yang sering berkolaborasi dengan komunitas film yang ada di luar kota seperti Blitar, Nganjuk, hingga Trenggalek. (jar/c1/din/dfs)