KOTA BLITAR – Rangkaian kegiatan memperingati Haul Bung Karno Ke-52 yang diinisiasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Blitar berjalan sukses. Puncak kegiatan ditutup dengan upacara dan ziarah di Pusara Makam Bung Karno (MBK).
Upacara yang berlangsung mulai pukul 08.00 WIB itu dihadiri langsung Wali Kota Blitar Santoso beserta jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda). Tampak hadir sejumlah simpatisan Bung Karno, yakni Gerakan Pemuda Marhaenis dari Bali. Usai upacara, dilanjutkan dengan ziarah kubur.
Wali Kota Blitar Santoso mengatakan, upacara serta ziarah merupakan puncak rangkaian kegiatan memperingati Haul Bung Karno. Kemarin, tepat 21 Juni merupakan hari wafat Sang Proklamator.
“Hari ini tepat hari wafat beliau (Bung Karno, Red). Momen ziarah ini bisa menjadi sarana untuk mengenang perjuangan beliau dalam meraih kemerdekaan,” ungkap Santoso usai upacara, kemarin (21/6).
Sebelumnya, pada Sabtu malam (20/6) sudah digelar salawatan bertajuk Bumi Bung Karno Bersalawat. Dihadiri langsung Habib Ja’far Bin Utsman Al Jufri beserta ribuan jemaah salawat JMC. Kenduri bersama warga sekitar MBK juga diadakan sebelum salawatan.

(MOCHAMMAD SUBCHAN ABDULLAH/RADAR BLITAR, KOMINFO KOTA BLITAR, DISBUDPAR KOTA BLITAR)
Santoso melanjutkan, Haul Bung Karno menjadi momentum untuk terus meneladani semangat nasionalisme dan patriotisme Soekarno. Semangat perjuangan yang diwariskan harus terus digelorakan kapan pun dan di mana pun. “Bung Karno memang sosok yang kharismatik. Terpenting dari itu, kita harus meneladani semangat nasionalismenya. Jangan sampai NKRI yang kita cintai ini disusupi oleh paham-paham yang berseberangan hingga lambat laun tergerus,” tegas pria berkacamata itu.
Berbagai kegiatan digelar dalam memperingati Bulan Bung Karno. Diawali kenduri atau brokohan memperingati hari lahir Bung Karno. Brokohan merupakan sebuah tradisi berupa penyambutan kelahiran bayi yang dilakukan setelah bayi lahir. Brokohan dalam bahasa Indonesia berarti “mengharapkan berkah”.
Kemudian dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan peringatan haul atau hari kematian Presiden pertama RI itu. Mulai dari sema’an Alquran, doa lintas agama, Manaqib, dan Tabaroq.
“Manaqib adalah karya sastra yang berisi tentang cerita kebaikan dan ahklak terpuji para wali dan Tabaroq adalah permohonan berkah kepada Tuhan.” jelas Kepala Disbudpar Kota Blitar Edy Wasono.
Kegiatan berikutnya, yakni pembacaan yasin dan tahlil di rumah masa kecil Bung Karno, Istana Gebang. Malam harinya dilanjutkan kenduri bersama serta salawatan.
Edy mengatakan, Haul Bung Karno harus dijadikan momentum untuk senantiasa mengingat jasa-jasanya. Terutama jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan hingga semangat nasionalismenya. “Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus terus menggali dimensi konseptual, sosial, dan kultural bangsa Indonesia. Khususnya yang ada di Kota Blitar sebagai bumi Bung Karno,” terangnya.
Menurut Edy, sumber kekuatan bangsa bukan hanya dari kekayaan alam yang berlimpah, jumlah rakyat, letak geografis, serta ilmu. Namun, sumber kekuatan juga berupa semangat jiwa bangsa yang tertimbun dalam sejarah perjuangan bangsa. Termasuk semangat proklamasi yang harus selalu digelorakan. “Semoga melalui Grebeg Pancasila yang telah dilaksanakan bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk menguatkan wawasan kebangsaan dan terus menumbuhkembangkan nasionalisme,” tandasnya. (sub/c1/wen)