SUKOREJO, Radar Blitar – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Blitar meninjau pelaksanaan asesmen nasional (AN) jenjang SMP kemarin (6/10).
Ada beberapa lembaga yang dituju. Hasilnya, pelaksanaan AN berjalan lancar. Tak ada kendala, termasuk pada jaringan server maupun internet.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Blitar Samsul Hadi, melalui Kabid Pendidikan Dasar Didit Rahman Hidayat menyatakan, AN diikuti semua SMP, baik negeri dan swasta secara serentak
Kegiatan itu dimulai kemarin dan berakhir hari ini. Peserta AN berjumlah 45 siswa dari setiap sekolah, ditambah lima siswa sebagai cadangan.
“Alhamdulillah siswa yang menjadi peserta AN bisa hadir semua. Jadi tidak ada yang digantikan dengan peserta cadangan,” ujarnya.
Didit mengatakan, ada sekitar lima SMP yang dikunjungi secara langsung. Di antaranya SMPN 5 Kota Blitar, SMPN 6 Kota Blitar, SMP Katolik Yohanes Gabriel, SMP Katolik Yos Sudarso, dan SMPN 9 Kota Blitar.
“Semua lancar, baik itu proktor jaringan, server, maupun internet. Tidak ada gangguan ataupun keterlambatan dalam pelaksanaan AN. Siswa mengerjakan soal AN dengan baik,” terangnya.
Dia melanjutkan, sebanyak 20 SMP negeri dan swasta dapat mengikuti AN serentak. Namun, ada sekitar tiga lembaga swasta yang menumpang di sekolah lain. Di antaranya satu SMP menumpang di SMK Yohanes Gabriel dan dua SMP menumpang di SMPN 9 Kota Blitar.
“Sebelumnya memang sudah ada persiapan. Kami juga memfasilitasi sekolah yang belum terpenuhi sarana prasarananya,” imbuhnya.
Dispendik berharap AN dapat terlaksana dengan baik hingga hari terakhir. Sebab, melalui AN tersebut, pemerintah dapat mengetahui mutu pendidikan yang selama ini terlaksana di setiap sekolah. Selain itu, dapat menjadi patokan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan kondisi siswa dan guru di sekolah.
“Nanti hasilnya bisa memberikan dampak yang lebih membangun untuk mutu pendidikan selanjutnya. Sama halnya dengan asesmen yang juga akan diikuti oleh para guru,” tandasnya.
Seluruh rangkaian AN dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Di antaranya, siswa maupun guru diwajibkan untuk menggunakan masker dan mencuci tangan. Setiap satu ruangan laboratorium komputer yang digunakan AN, hanya berisi 15 siswa. (fim/dfs)