Kepala Disperdagin Kota Blitar Hakim Sisworo mengatakan, pembinaan itu bertujuan meningkatkan wawasan pelaku usaha perdagangan di bidang ekspor dan impor. Terlebih dengan perkembangan teknologi yang pesat semakin memudahkan ekspor serta impor.
“Kami ingin pelaku usaha ini bisa lebih mandiri. Selama ini kan penjualan mereka ke pasar luar negeri lewat orang lain. Bukan dari pelaku sendiri,” jelasnya.
Melalui pembinaan itu pelaku usaha bisa memahami strategi pemasaran produk serta tata cara ekspor maupun impor produk. Harapannya, pelaku usaha bisa semakin mudah memasarkan dan menjual produknya.
“Produk yang dijual sesuai keinginan dan diketahui banyak orang. Harganya pun bisa lebih bagus,” katanya.
Pada kesempatan lain, disperdagin juga menggelar pelatihan membatik bagi sejumlah perajin batik di Kota Blitar. Pelatihan itu dilaksanakan di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta selama lima hari. Yakni sejak 1 hingga 5 November lalu. Ada 15 perajin batik yang berkesempatan mengikuti pelatihan tersebut. Mereka belajar cara membatik yang baik dan benar. Mendesain sebuah motif, dan lain sebagainya.
“Di sana juga diajarkan membatik dengan memadukan teknologi terkini,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan Perindustrian Disperdagin Kota Blitar, Agus Suherli.
Pelatihan itu diharapkan bisa menambah wawasan seputar batik. Ilmu yang telah diterima dari pelatihan bisa langsung dipraktikkan dalam usahanya. “Yang terpenting, mereka juga bisa menularkan ilmunya ke rekan sesama perajin,” tandasnya. (sub/c1/wen/dfs)