KABUPATEN BLITAR – Sutrisno, warga Kecamatan Wonotirto, ditemukan tewas di semak-semak perkebunan tebu. Tepatnya masuk Dusun Banjarsari, Desa Wonotirto, Kecamatan Wonotirto, Minggu (8/5) lalu.
Diduga dia tewas lantaran nekat menenggak racun tikus. Itu karena malu dituduh maling. “Kematian korban diduga karena depresi. Kemudian meminum obat racun tikus. Karena pihak kami menemukan tiga buah racun tikus di dekat korban,” ujar Kasi Humas Polres Blitar Iptu Udiyono, kemarin (11/5).
Jasad buruh tani itu kali pertama ditemukan seorang warga yang tengah mencari pakan burung di ladang tebu. Lantaran mencium bau menyengat, dia memeriksa bersama warga lain. Tak berlangsung lama, dia menemukan mayat di lahan tebu tersebut. Kondisinya mengenaskan. Beberapa bagian tubuh sudah membusuk. Wajahnya sempat tak dikenali. Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke Polsek Wonotirto.
“Keluarga mengaku kalau korban pamit pergi untuk seset tebu. Itu pamitnya April kemarin. Sampai sore tidak pulang, warga mencari di ladang dan ditemukan motor korban dengan kunci masih menancap,” kata Udiyono.
Penemuan mayat tersebut mulai terungkap setelah polisi menemukan sebuah surat. Tepatnya di gubuk dekat tempat kejadian perkara (TKP). Dalam surat yang diduga ditulis tangan oleh Sutrisno itu, diketahui ada rasa malu lantaran dituduh maling.
Tak hanya itu, di samping tubuh korban juga terdapat dua ekor biawak yang mati. Kuat dugaan, biawak itu mati lantaran memakan jasad korban yang sebelumnya terdapat kandungan racun tikus. Sebab, sebagian perut korban sudah rusak lantaran dimakan hewan buas.
“Analisa puskesmas, jenazah membusuk lebih dari sepekan. Tidak ada sayatan di tubuh. Tapi, wajah sudah rusak dan perut sebelah kiri tidak utuh,” terangnya.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga tidak berkenan jika dilakukan tindakan autopsi pada tubuh korban. Keluarga membuat surat pernyataan dan menganggap peristiwa itu sebagai musibah. (mg2/c1/wen)