TULUNGAGUNG – Ribuan hektare (ha) lahan yang terendam banjir di Tulungagung tidak membuat ketersediaan pangan berkurang. Itu dikarenakan distribusi pangan tidak terkendala. Namun, atas musibah gagal panen yang menimpa petani, beberapa harga komoditas pangan mengalami kenaikan.
Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Tulungagung Noor Erliyani mengatakan, setelah ribuan ha lahan pertanian terendam banjir dan terpaksa gagal panen, itu tidak memengaruhi ketersediaan pangan di Tulungagung. Tingkat distribusi barang pangan tergolong lancar sehingga ketersedian pangan terbilang aman. “Karena tingkat distribusi di pasaran itu tetap lancar, ada yang sebagian didatangkan dari luar kota. Masih lancar dan masih mencukupi kebutuhan masyarakat Tulungagung,” jelasnya kemarin (11/10).
Lanjut dia, meskipun ketersedian pangan terbilang aman, tetapi tetap terdapat beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga, seperti bawang merah dan cabai rawit. Kenaikan harga pangan tersebut masih dalam kategeri normal. “Tiap hari itu ada beberapa perubahan harga. Kenaikannya tidak signifikan, hanya sekitar seribu. Beberapa minggu terakhir harga pangan sedikit mengalami kenaikan sampai November mendatang, apalagi banyak petani yang gagal panen,” paparnya.
Berdasarkan data per 11 Oktober 2022, diketahui ketersediaan beras medium berkisar 799,51 ton dengan kebutuhan 343,41 ton; ketersediaan jagung 540,95 ton dengan kebutuhan 166,17 ton; bawang merah 10,47 ton dengan kebutuhan 10,00 ton; bawang putih 7,64 ton dengan kebutuhan 7,29 ton; cabai besar 4,43 ton dengan kebutuhan 4,23 ton; cabai rawit 11,06 ton dengan kebutuhan 10,91 ton; daging sapi 26,74 ton dengan kebutuhan 19,98 ton; daging ayam ras 164,37 ton dengan kebutuhan 27,62 ton; gula pasir 39,37 ton dengan kebutuhan 37,58 ton; minyak goreng 30,50 ton dengan kebutuhan 29,12 ton; kedelai 36,65 ton dengan kebutuhan 33,32 ton. “Kalau harga bahan pangan di beberapa waktu terakhir ini relatif, tidak ada kenaikan harga yang signifikan dan ketersediaannya juga masih dalam taraf aman,” ungkapnya.
Dia menambahkan, seperti halnya komoditas pangan jenis kedelai. Karena Tulungagung merupakan salah satu wilayah sentra tahu dan tempe, itu membuat tingkat kebutuhan kedelai di Tulungagung tinggi. Apalagi, kabupaten ini bukan penghasil kedelai, maka untuk mencukupi kebutuhan kedelai didatangkan dari luar wilayah. “Alhamdulillah di setiap toko dan pasar itu tersedia kedelai. Jadi, meskipun kita tidak punya produksi kedelainya, tapi kita masih bisa menikmati ketersediaannya. Ya kita masih aman untuk kebutuhan pangan kita di beberapa jenis komoditas,” tutupnya. (mg2/c1/din)