KOTA BLITAR – Akhirnya drama kolosal pemberontakan PETA Blitar kembali dipentaskan setelah setahun vakum karena pandemi Covid-19. Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar menggelar pementasan drama kolosal pemberontakan PETA, kemarin (14/2).
Protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 diterapkan sangat ketat. Seluruh pemain menggunakan masker. Meskipun menerapkan prokes ketat, tak menyurutkan semangat para pemain mementaskan adegan demi adegan dengan maksimal. “Yang istimewa, tepat pada 14 Februari ini, kami mendapat bantuan dua tank dan meriam yang akan ditempatkan di Monumen PETA,” ungkap Wali Kota Santoso, usai drama kolosal tadi malam (14/2).
Upaya tersebut tidak lepas dari dukungan sejumlah pihak. Di antaranya dari Paguyuban Blitar Raya dan Yayasan PETA. Semua itu demi membantu memperlancar pembangunan Museum PETA. “Pembangunan Museum PETA ini terus dikerjakan. Kami sudah merelokasi SMPN 3 Blitar. Dan akan merelokasi SMPN 5 dan SMPN 6,” ungkapnya.

Drama kolosal pemberontakan PETA tahun ini dipentaskan dengan tema “Tohpati Bela Bumi Pertiwi”. Peristiwa bersejarah itu menjadi pelecut semangat bangsa Indonesia dalam merebut Kemerdekaan RI. Setiap tahun masyarakat Kota Blitar selalu memperingati kisah heroik pemberontakan PETA tersebut. “Mari, drama ini dijadikan pelecut semangat bagi generasi muda. Tanamkan nilai perjuangan pejuang PETA kepada generasi muda, bahwa 14 Februari adalah hari pemberontakan PETA,” terangnya.
Menurut dia, pemberontakan PETA itu bukan persoalan kalah atau menang, gagal atau berhasil, prematur atau tidak, akan tetapi, pemberontakan itu telah banyak memberikan kontribusi dan motivasi bagi perjuangan setelahnya. “Generasi muda harus memetik pelajaran dan mewarisi semangat nasionalisme serta wawasan kebangsaan agar terus dijaga dan diwariskan. Mengingat akhir-aknir ini nilai-nilai nasionalisme mulai tergerus,” tandasnya.
Sebelum drama kolosal pemberontakan PETA, juga diwarnai melukis dengan menutup mata oleh pelukis Soni Yuliono, serta pemberian hadiah pemenang lomba fragmen sejarah perjuangan PETA kepada peserta dari tingkat SD dan SMP. (sub/ady)