TRENGGALEK – Datangnya air yang secara tiba-tiba membuat warga berbondong-bondong mengevakuasi barang berharga. Termasuk dokumen berharga dan hewan ternak. Di balik itu, regu penolong ternyata juga sempat mengevakuasi bayi umur tujuh bulan di desa tersebut.
Hal itu dibenarkan Kepala Desa/Kecamatan Pogalan Suparni. Saat ditemui di lokasi bencana, pihaknya mengaku proses evakuasi itu memakai perahu karet. “Alhamdulilah bisa selamat setelah dua jam petugas melakukan evakuasi menggunakan perahu karet,” ucapnya.
Suparni mengaku, ayah kandung balita itu sedang sakit dan tidak bisa melakukan evakuasi terhadap anak kesayangannya di RT 23 Dusun Jatisari. Namun, debit air berselang 2 jam sudah naik setinggi 2 meter. Arusnya pun deras. “Awalnya warga tak menyangka air bisa setinggi itu. Pada waktu subuh, air semakin naik dan banyak warga melakukan evakuasi,” tambahnya.
Dalam penanganan banjir, Suparni mengatakan bahwa bantuan dari BPBD maupun relawan ada yang datang. Dapur umum pun sudah didirikan, meskipun sempat pindah lokasi dapur umum karena terendam air. “Dari pantauan kami, ada 10 RT yang terdampak banjir. Untuk detailnya nanti bakal kami update,” ujarnya.
Melalui penanganan itu, pihaknya mengaku mayoritas kebutuhan dasar warga Desa/Kecamatan pogalan sudah dipenuhi, tinggal menunggu debit banjir turun.
Dari pantauan Jawa Pos Radar Trenggalek pada pukul 17.00 WIB, jalan kabupaten penghubung Tulungagung-Trenggalek di Desa/Kecamatan Pogalan sudah tersambung setelah sempat terputus karena terendam banjir. (tra/c1/rka)