TULUNGAGUNG– Banyak kejadian yang mewarnai prosesi ibadah haji oleh jemaah haji asal Tulungagung. Misalnya, keterlambatan penerbitan visa haji yang dialami dua calon jemaah haji sehingga pemberangkatan harus tertunda. Selain itu, adanya jemaah haji yang tidak mau makan sehingga kekurangan cairan karena kondisi suhu Arab Saudi yang panas. Hal itu menyebabkan jemaah tersebut mendapatkan penanganan medis berupa infus dan beristirahat total agar kesehatan kembali pulih.
Plt Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kemenag Tulungagung Supriono mengatakan bahwa keterlambatan penerbitan visa haji dari dua calon jemaah haji (CJH) asal Tulungagung, menghambat perjalanan CJH untuk beribadah haji. Kasus permasalahan keterlambatan penerbitan visa haji yang dialami oleh jemaah asal Tulungagung tersebut, merupakan kasus kedua setelah sebelumnya juga sempat mengalami hal yang serupa. Menurut dia, kasus tersebut terjadi lantaran adanya permasalahan dari pihak imigrasi pusat. “Permasalahan ini tidak bisa kami perkirakan, karena yang berwenang menerbitkan visa haji yakni pihak imigrasi pusat,” jelasnya kemarin (14/6).
Lanjut dia, setelah CJH asal Tulungagung menerima visa haji pada Senin (13/6) kemarin, keberangkatan CJH akan dijadwalkan kembali untuk berangkat ke Tanah Suci pada Selasa (14/6) pukul 20.00 WIB. Akibat dari keterlambatan penerbitan visa haji tersebut, CJH sempat tertahan dan tidak bisa berangkat dengan kloter 9 bersama dengan jemaah lain asal Tulungagung. “Sudah dipastikan kedua jemaah tersebut bisa diberangkatkan dan akan meluncur dengan kloter 11 bersama CJH asal Kediri,” ucapnya.
Dia menambahakan, selain permasalahan keterlambatan penerbitan visa, satu jemaah haji asal Tulungagung juga sempat mendapatkan perawatan medis dan diinfus oleh petugas kesehatan Tulungagung. Hal itu dikarenakan kondisi kesehatan jemaah yang menurun. Menurut dia, penyebabnya dikarenakan jemaah tersebut tidak mau makan serta kekurangan cairan karena suhu di Arab Saudi cukup panas. “Dia diinfus dan melakukan istirahat total, tidak sampai dirujuk ke rumah sakit di sana,” paparnya.
Dia mengaku bahwa permasalahan tersebut tidak sampai mengganggu prosesi peribadahan haji untuk melakukan ibadah wajib Arbain yang dijalani oleh jemaah tersebut. Hal itu lantaran posisi hotel yang berdekatan dengan hotel. Dengan demikian, jemaah masih bisa melakukan prosesi peribadahan haji dengan menggunakan kursi roda. “Kami akan terus memantau kondisi kesehatan jemaah, terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta dan jemaah yang memiliki kondisi yang tidak stabil. Agar pelaksanaan haji bisa berjalan dengan lancar dan selamat,” pungkasnya. (mg2/c1/din)