TULUNGAGUNG – Wakil Ketua DPRD Tulungagung Baharudin dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulungagung Santoso, bakal bertarung dalam memperebutkan kursi ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Tulungagung periode 2022-2026.
Ketua Komite Pemilihan Askab PSSI Tulungagung Bambang Irianto mengatakan, pendaftaran calon ketua baru Askab PSSI Tulungagung masuk tahap verifikasi data. Pemilihan ketua akan dilaksanakan pada 28 Agustus nanti.
Menurut dia, setelah pendaftaran calon ketua baru Askab PSSI Tulungagung ditutup pada 20 Juni, setidaknya ada dua calon kandidat yang mendaftar untuk merebutkan posisi tersebut. “Pilihannya masih Agustus. Ini masih menjalankan tahapan-tahapan saja, seperti tahap pendaftaran dan tahap verifikasi data,” jelasnya kemarin (23/6).
Lanjut dia, setelah melakukan tahap verifikasi data, pendaftar kandidat calon ketua Askab PSSI Tulungagung akan ditetapkan secara sementara pada 29 Juni. Barulah pada 11 Juli para kandidat tersebut akan ditetapkan secara tetap sebagai calon ketua Askab PSSI Tulungagung. “Setelah ditetapkan secara tetap nanti, barulah diketahui siapa saja calon ketua Askab PSSI Tulungagung untuk masa bakti periode selanjutnya,” ucapnya.
Dia mengaku, pendaftaran kepengurusan Askab PSSI Tulungagung dibuka untuk mengisi tujuh kepengurusan. Adapun kepengurusan tersebut yaitu satu ketua, satu wakil ketua, dan lima executive committee (exco).
Menurut dia, kini jumlah yang telah mendaftar untuk mengisi kekosongan tersebut ada sekitar 21 orang. “Yang mendaftar itu ada dua untuk ketua, dua untuk wakil ketua, dan ada 17 exco. Tapi untuk exco itu harus ada satu perempuan dari lima kebutuhan exco,” ungkapnya.
Dia berharap agar dunia sepak bola di Tulungagung dapat menggeliat dan bisa berprestasi di tingkat provinsi serta nasional dengan bergantinya periode tersebut.
Apalagi, banyak bibit-bibit pemain berbakat di Tulungagung. Karena itu, sistem harus dibuat agar bibit pemain berbakat tersebut bisa berprestasi dan mengharumkan nama Tulungagung. “Jadi, pengurus itu harus piawai agar pemain-pemain berbakat di Tulungagung dapat berprestasi. Baik pada kancah provinsi maupun nasional, serta dapat mengharumkan nama Kota Marmer terutama dalam dunia sepak bola,” tutupnya.
Sementara itu, pengamat sepak bola Tulungagung, Mustakim mengatakan, sosok ketua Askab Tulungagung ini nanti harus memiliki misi yang jelas. Yakni, pengembangan kompetisi usia dini sebagai bentuk regenerasi pemain.
Apalagi, tidak sedikit klub sepak bola di Bumi Lawadan ini dari tingkat desa hingga kota. Jadi perlu ada sinergitas dengan klub yang ada. Minimal ada kompetisi berjenjang di masing-masing kelompok usia dini.
Jika sudah ada kompetisi secara reguler tiap tahun, maka tidak menutup kemungkinan akan ada pemain berbakat untuk terus dilakukan pembinaan berkelanjutan. “Pembinaan sepak bola ini belum tentu dengan hasil sama. Jika pemain diberi pelatihan, maka hasilnya pun bisa beragam. Tergantung bakat dan latihan pemain,” ungkap mantan pelatih Perseta usia dini tersebut.
Di samping pembinaan pemain dini, peningkatan kapasitas kepelatihan tidak kalah penting. Sebab, sumber daya pelatih yang mumpuni akan lebih baik dan mudah menghasilkan pemain bintang.
Dia yang sudah berkecimpung di dunia olahraga favorit ini sudah pernah menghasilkan pemain-pemain lokal dan bisa berkiprah di liga. Termasuk Yongki Ariwibowo dan Dede Hugo.
Artinya, kata dia, siapa pun yang terpilih harus memperhatikan pembinaan sepak bola usia dini.
Bagaimana dengan lapangan? Dia mengaku, lapangan tidak ada masalah. Tiap desa sudah ada dan kualitasnya baik. Itu modal penting sebagai langkah menatap dan menghasilkan bibit pesepak bola profesional. (mg2/c1/din)