TRENGGALEK – Masyarakat yang tinggal di sekitar tebing sepatutnya tetap waspada jika daerahnya diguyur hujan. Pasalnya, hujan deras yang terjadi di beberapa wilayah berpotensi mengakibatkan berbagai bencana, seperti tanah longsor yang terjadi di wilayah Desa Puyung, Kecamatan Pule. Untuk itu kemarin (4/4) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek bersama berbagai pihak dan relawan melakukan gotong royong untuk membersihkan material longsor yang merusak dua rumah warga.
Diketahui tanah longsor pada Minggu (3/4) kemarin pada malam hari tersebut merupakan longsor kedua dalam satu pekan ini. Sebab sebelumnya pada Kamis (31/3) lalu, juga pada malam hari tanah longsor merusak sebuah rumah milik Andi Priyanto, yang mengakibatkan dinding rumah jebol. Sedangkan untuk awal mula kejadian tersebut relatif sama, yaitu didahukui dengan hujan deras yang berada di sekitar lokasi. “Karena itu kami mengimbau kepada masyarakat, agar selalu waspada di beberapa daerah yang berpotensi longsor ketika hujan lebat,” ungkap Sekretaris BPBD Trenggalek Tri Puspitasari.
Dia melanjutkan, sedangkan untuk tanah longsor yang baru saja terjadi tersebut membuat dua rumah milik Tri Cahyono dan Tarbi rusak. Itu terjadi lantaran dihantam timbunan longsor yang berasal dari tebing samping rumah tersebut. Berdasarkan keterangan yang didapat, terjadinya bencana longsor tersebut terjadi setelah sekitar dua jam hujan reda. “Terkait kerusakan untuk rumah Tri Cahyono dinding dari batu bata jebol dengan panjang sekitar 80 kali 50 sentimeter, sedangkan rumah milik Tarbi dengan ukuran 8 kali 6 meter ambruk karena terbuat dari kalsiboard,” katanya.
Kendati demikian BPBD memastikan bencana alam tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun luka. Seluruh penghuni rumah dalam kondisi selamat, sebab lekas melarikan diri ketika mengetahui adanya tanda-tanda longsor. Karen itu kemarin, masyarakat sekitar bersama petugas gabungan dari TRC BPBD, TNI dan polisi bergotong royong membersihkan material longsor dan mengevakuasi perabot yang masih bisa diselamatkan. Ini dilakukan guna meringankan beban orang yang mengalami musibah. “Akibat kejadian tersebut total kerugian yang dialami dua pemilik rumah tersebut sekitar Rp 15 juta,” jelas Pipit. (jaz/rka)