KABUPATEN BLITAR – Sebaran kasus HIV/AIDS di Bumi Penataran patut diwaspadai. Sebab, sudah terdeteksi puluhan penyintas baru pada periode Januari hingga Juli lalu. Dua di antaranya merupakan anak usia bawah lima tahun (balita).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar dr Christine Indrawati membenarkan hal tersebut. Menurut dia, balita yang terkonfirmasi sebagai orang dengan HIV AIDS (ODHA) itu lantaran tertular dari ibu kandungnya yang lebih dulu terpapar. Kuat dugaan, balita tersebut lahir melalui metode persalinan normal. Sementara dengan metode seksio, potensinya rendah.
“Kalau persalinannya lewat robekan jalan lahir yang mengeluarkan darah, itu berpotensi menularkan. Atau lewat ASI. Itu sebabnya, ibu dengan HIV tidak boleh menyusui bayi,” ujar dr Christine Indrawati, kemarin (6/9).
Dua balita tersebut terus dipantau kesehatannya. Seperti mengamati kondisi sel darah putih limfosit (CD4), gizi balita, dan pemberian layanan terapi pengobatan antiretroviral (ARV) secara gratis oleh pemerintah. Dengan begitu, jumlah virus di tubuh pasien dapat ditekan melalui obat tersebut.
Christine memastikan, ibu hamil yang terkonfirmasi positif HIV AIDS mendapat edukasi lebih dalam. Utamanya untuk meminimalisir potensi penularan terhadap calon bayi. Sosialisasi dilakukan agar keluarga juga terlindungi dari penyakit tersebut.
“Pasti edukasinya lebih banyak dan lebih dalam. Karena bagaimana caranya supaya tidak menularkan kepada keluarganya,” terangnya.
Menurut Christine, penyakit ini terus mengalami perkembangan setiap waktu. Nah, selain dua balita tersebut, ada sekitar 51 kasus baru HIV AIDS. Menilik data, mereka berasal dari rentang usia 19 hingga 34 tahun. Sementara usia 35 hingga 44 tahun berada di posisi kedua.
Pemantik paparan virus ini paling banyak disebabkan lantaran rendahnya pemahaman masyarakat soal kesehatan organ intim. Misalnya, sering berganti pasangan, tidak menggunakan alat kontrasepsi, dan hubungan homoseksual. “Paling banyak disebabkan karena sering ganti pasangan,” tandasnya.
Sebagai informasi, tahun lalu pengidap baru kasus HIV AIDS jumlahnya relatif rendah. Yakni sekitar 23 ODHA. Didominasi usia produktif 19 hingga 34 tahun. Pemicunya masih seputar gonta-ganti pasangan. (luk/c1/wen)