KOTA BLITAR – Luasan lahan pertanian jagung tahun ini meningkat signifikan. Kondisi tersebut dipicu banyaknya petani beralih menanam jagung. Padahal, mereka awalnya menanam padi. Itu lantaran jagung dirasa lebih menguntungkan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar Hikma Wahyudi mengatakan, data tahun ini mulai Januari hingga April, luas area tanam jagung sekitar 24.527 hektare (ha). Jumlah itu meningkat dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Yakni, hanya sekitar 19.902 ha. Peningkatan ini praktis bakal berdampak pada produksi jagung tahun ini.
“Kalau periode sama, tahun lalu tidak lebih luas. Karena itulah, jika luasan area tanam jagung naik, maka produksinya juga naik,” ujarnya kemarin (23/9).
Tak hanya itu, menilik data produksi jagung 2021 lalu dan tahun ini, terjadi perbedaan hasil panen. Buktinya, selama periode Januari hingga April tahun lalu tercatat hanya 215.641 ton gelondong, sedangkan hasil panen jagung tahun ini meningkat hingga 265.872 ton gelondong.
Soal area tanam padi, lanjut Hikma, terjadi penurunan luasan pertanian pada periode yang sama. Yakni, sekitar 1.000 ha. Tahun lalu, luas area tanam padi sekitar 26.000 ha, sedangkan tahun ini selama periode Januari hingga April sekitar 25.000 ha. Menurut Hikma, penurunan tersebut lantaran tren tanaman jagung sedang naik. Terlebih, kondisi musim yang mendukung.
“Masyarakat punya pilihan menanam komoditas apa pun yang dinilai lebih menguntungkan. Harga jagung dibanding padi, petani lebih pilih jagung karena harganya lebih menarik daripada beras saat itu,” terangnya.
Berdasar pantauan, hasil panen jagung paling banyak berasal dari Bumi Penataran wilayah selatan. Bukan tanpa alasan, itu karena banyak petani yang memilih menanam jagung pada musim penghujan. Di wilayah utara, produksi jagung juga tak kalah besar. Yakni, di Kecamatan Udanawu, Srengat, Ponggok, dan beberapa kecamatan lainnya.
Disinggung soal faktor iklim, sejatinya kemarau basah yang terjadi pada periode Januari hingga April tidak menguntungkan untuk tanaman jagung. “Tapi karena harga jagung menarik, maka petani pilih tanam jagung,” tandasnya. (luk/c1/wen)