Tulungagung – Berakhir sudah usaha tim gabungan untuk mencari MWZ, bocah hanyut di sebelah utara jembatan Desa Mojosari, Kecamatan Kauman. Dia akhirnya ditemukan di Sungai Song masuk Desa Panggungrejo, kecamatan setempat, kemarin (3/11). Kepala korban jadi petunjuk penemuan yang berjarak 3 kilometer dari titik awal kejadian.
Selain orang tua korban, warga Desa Mojosari juga penasaran dengan proses pencarian korban dan merasa lega setelah ditemukan di pencarian hari keempat atau Kamis pukul 11.00 WIB. Selama proses pencarian, Sungai Song tidak sepi oleh perhatian warga. Bahkan ketika evakuasi, puluhan warga berjubel-jubel ingin melihat jasad bocah 12 tahun itu.
Salah satu keluarga korban, Nurkholis, menceritakan bahwa kedua orang tua MWZ merasa bersyukur anaknya akhirnya ditemukan, meskipun dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Apalagi, tubuh korban terombang-ambing arus sungai selama hampir empat hari. Parahnya, sepanjang Sungai Song terdapat banyak ranting bambu yang dimungkinkan dapat membuat tubuh korban tersangkut. “Dua hari sebelum kejadian, korban yang jarang terlihat dekat dengan ayahnya tiba-tiba beberapa kali minta dipeluk tanpa alasan. Ya, ini juga bisa jadi tanda-tanda, karena korban jarang dekat dengan sang ayah,” ungkapnya.
Dia menceritakan, MWZ merupakan anak yang baik, pintar mengaji, dan juga di sekolah. Namun, karena korban merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK), terkadang sulit untuk dinasihati. Karena itu, mungkin yang kabarnya korban ketika kejadian sempat dilarang berenang di Sungai Song hingga ke tengah arus berkaitan dengan kondisi mentalnya.
Tentu selama proses pencarian, pihak keluarga tidak ada henti-hentinya berdoa untuk ditemukannya sang anak. Bahkan, dia dan pihak keluarga pada Selasa malam (1/11) sempat mengadakan acara tahlilan dan doa untuk ketemunya jasad MWZ. Hasilnya, dua hari setelahnya, doa tersebut diijabah.
Selain berdoa bersama, berbagai cara juga ditempuh untuk menemukan jasad MWZ, salah satunya lewat ritual. Pada pencarian hari ketiga, Rabu lalu (2/11), ada warga yang berenang di Sungai Song dengan membawa ayam betina berwarna putih, dari titik awal kejadian hingga aliran yang dekat pemakaman umum. Selain itu, di waktu yang sama, sempat dibantu paranormal perempuan yang memprediksi ditemukan dua hari lagi. Bahkan, pada Kamis siang, ada beberapa sesajen yang ditempatkan di tepi sungai.
“Kami hari ini (kemarin, Red) menurunkan dua tim pencari. Pertama, tim yang bertugas membersihkan bambu yang melintang di sungai. Kedua, tim yang menggunakan perahu fiber menyusuri aliran sunga hingga 5 kilometer. Dan alhamdulillah ditemukan pukul 11.00 WIB,” tutur Komandam Tim Pencarian dan Pertolongan Basarnas Trenggalek, Yoni Fariza.
Dia melanjutkan, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa oleh tim kedua yang menggunakan perahu fiber. Di luar dugaan, jasad MWZ ternyata tidak tersangkut, tetapi kepalanya terlihat mengapung di tengah aliran Sungai Song masuk Desa Panggungrejo. Apalagi, kedalaman lokasi ditemukannya korban diperkirakan mencapai 3 meter dan cukup dalam untuk berenang.
Petugas memang tidak mengetahui ciri khusus terhadap korban ketika ditemukan. Namun, mereka meyakini hanya ada satu korban yang hilang di sungai tersebut. Saat pertama kali ditemukan, wajah korban butuh pengenalan khusus dari keluarga dan kondisi perutnya dipenuhi air. “Selain dua tim pencarian dari Basarnas dan BPBD Tulungagung, kami juga mendatangkan empat penyelam dari Perusahaan Jasa Tirta (PJT). Mereka memang direncanakan menyelam dari titik awal kejadian hingga hilir, tapi bersyukur korban telah ditemukan lebih awal,” pungkasnya.(jar/c1/din)