KOTA BLITAR – Penderita kusta di Bumi Penataran belum sepenuhnya sembuh. Tahun lalu, sedikitnya ada enam orang terpapar penyakit itu. Hingga awal 2023, mereka belum sembuh lantaran diduga tidak rutin menjalani pengobatan.
Subkoordinator (Subko) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinkes Kabupaten Blitar Eko Wahyudi mengungkapkan, penderita penyakit tersebut masih menjalani pengobatan secara intensif. Itu agar perkembangan bakteri Mycobacterium leprae dapat diredam. Dari enam penderita, lima di antaranya merupakan lansia berusia 52-60 tahun.
“Masih pengobatan. Bisa jadi pengobatan lama karena tergantung jenis kusta dan rajin atau tidaknya pasien untuk berobat,” ujarnya kemarin (1/2).
Untuk diketahui, kusta atau yang juga dikenal sebagai lepra merupakan penyakit infeksi bakteri kronis. Penyakit ini menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan sistem pernapasan. Pemicu utamanya yakni infeksi bakteri Mycobacterium leprae.
Menurut dia, bakteri ini dapat menular melalui percikan cairan dari saluran pernapasan alias droplet. Misalnya, ludah yang keluar saat batuk atau bersin. Saat terpapar penyakit ini, awalnya ditandai dengan beberapa area tubuh yang mati rasa. Lalu, muncul lesi atau kerusakan pada jaringan kulit.
“Bisa juga demam. Kalau sudah merasakan gejala yang mengarah ke kusta, segera ke fasilitas kesehatan agar cepat tertangani dan tidak menyebar ke area kulit,” sambungnya.
Terkait enam pasien kusta yang ditemukan sejak tahun lalu, pihaknya memastikan mereka dalam pantauan tim medis. Itu juga untuk mengidentifikasi jenis kusta yang diidap. Sebab, kusta terbagi menjadi tiga tipe. Di antaranya, tuberkuloid, lepromatosa, dan borderline.
Pengobatan kusta rerata dilakukan selama 12 bulan atau lebih. Itu tergantung jenis kusta dan tingkat keparahannya. Pihaknya mengimbau masyarakat tidak mengucilkan pengidap kusta. Sebab, penyakit ini bisa disembuhkan. “Bisa bersosialisasi, tapi harus saling menjaga jarak. Pengobatan kusta ini gratis karena didanai pemerintah,” tandasnya. (luk/c1/hai)