KOTA BLITAR – Menulis novel memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun jika dilakukan serius, tak ada yang mustahil. Inilah yang dilakukan Fatin Najla. Dia berhasil menulis novel Bintang Senja. Karya tersebut berisi pengalaman hidupnya.
Berawal dari tugas kuliah membuat artikel, Fatin mulai belajar dunia menulis. Terlebih tugas tersebut wajib terbit dimedia skala nasional. Karena itulah karya yang dibuat tak boleh sembarangan.
Warga Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok itu juga ikut komunitas kepenulisan, serta pelatihan jurnal ilmiah. Ini untuk menambah ilmu tentang menulis. Dia juga mengaku keinginannya untuk mulai menulis lantaran suka membaca. “Menulis menjadi salah satu cara bagi saya untuk mengungkapkan rasa sedih, senang, bahkan jatuh cinta,” ungkapnya.
Salah satu novel pertamanya, yakni Bintang Senja. Novel itu berisi tentang pengalaman pahit dalam hidupnya. Fatin mengatakan, permaslahan dalam keluarga membuat dirinya sedih bertahun-tahun. Nah, tidak ingin larut dalam kesedihan, maka dia berinisiatif melampiaskannya dalam bentuk tulisan hingga menjadi sebuah karya. Meski begitu, tetap ada unsur fiksi yang ditambahkan.
“Untuk menghasilkan sebuah karya novel, butuhkonsisten menulis dan memperbanyak wawasan dengan membaca. Selain memperbayak pengetahuan sebagai bekal menulis, juga akan memperkaya kosa kata,” jelasnya.
Bagi perempuan berhijab itu, semua karya tulis novel fiksi, akan bersifat multitafsir bagi pembacanya. Maka, setiap novel tentu memiliki pembaca masing-masing. ”Jadi tidak perlu menunggu lama, yang muda harus berkaya. Mulailah menulis dan ciptakan karya selagi masih hidup,” tandasnya. (mg2/wen)