KOTA BLITAR – Peternak harus kerja keras menyuplai vitamin pada hewan ternaknya. Sebab, tercatat ada satu ekor sapi terinfeksi wabah penyakit mulut dan kaki (PMK). Hasil itu berdasar hasil penelitian Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, Toha Mashuri mengatakan, seekor sapi yang terpapar PMK yakni milik salah seorang peternak di Kecamatan Ponggok. Dia menyebut, peternak awalnya membeli sapi itu dari penjual asal Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Hal itu membuat disnakan meminta peternak lebih waspada terhadap ternak luar daerah. “Belinya dari Ngadiluwih. Hasil itu sudah beberapa hari lalu keluar, tapi kami baru menerima,” ujar Toha Mashuri, kemarin (7/6).
Pria ramah itu mengatakan, satu tes dengan hasil positif itu membuatnya tak mengirim sampel lagi ke pusvetma. Sebab, seiring dengan penularan wabah itu, status Kabupaten Blitar kini menjadi daerah tertular. Sehingga, jika ditemukan sapi atau hewan ternak berkuku belah lainnya suspek, maka terindikasi PMK.
Untuk itu, Toha mewanti-wanti peternak agar rajin menjaga kebersihan kandang. Meski tak menular pada manusia, namun ini sebagai langkah antisipasi. Dia menambahkan, peternak tak boleh panik. Sebab, sapi tertular PMK masih bisa sembuh dengan rutin memberikan vitamin untuk memulihkan stamina.
“Batasi orang keluar masuk. Karena berpotensi membawa virus. Sapi sakit harus dipisahkan dengan yang sehat. Lalu, rutin menyemprot pakai disinfektan untuk membunuh bakteri,” imbuhnya.
Disinggung soal potensi sebaran PMK, Toha tak memungkiri bahwa kemungkinan ternak terpapar cukup tinggi. Kendati begitu, dengan melakukan antisipasi dini, maka kemungkinan terjangkit PMK bisa diminimalisir.
Peternak masih bisa mendatangkan ternak dari luar daerah. Namun, harus dalam pemeriksaan kesehatan ketat. Pihaknya bersama jajaran TNI/Polri, hingga Satpol PP kini gencar melakukan penyekatan truk pengangkut hewan ternak di dua titik perbatasan wilayah Bumi Penataran. Yakni Selorejo dan Kademangan. (mg2/wen)