Kreatif, Itulah Suwandi, pria asal Kelurahan Kenayan, Kecamatan Tulungagung. Sejak enam bulan lalu, lakukan sendiri modifikasi terhadap sepedanya dan diubah menjadi motor meskipun tanpa mesin. Sepeda tua memilikinya seketika disulap seperti motor.
Suwandi bercerita, awal membuat sepeda seperti motor tersebut karena motor sering mogok. Hampir setiap bulan dibawa ke bengkel. Karena jengkel dengan keadaan waktu itu, akhirnya dia menjebak bagian belakang motor milik lama, kemudian dipasang di sepeda. Dorongan lain juga karena melihat salah seorang YouTuber asal Trenggalek yang membuat karya seperti yang dibuatnya. Motornya saya jual tanpa bagian belakang karena saya potong, ya dikira motor bodong sama pembelinya. Jadi untuk membuat ini, korban satu motor, mengungkapkan dengan tertawa.
Namun, itu belum cukup, Suwandi harus rela merogoh kocek lagi untuk membeli hal lain sebagai pelengkap sepeda modifikasinya. Total hampir Rp 2 juta melayang demi keinginannya. Selain uang yang dikeluarkan, dalam membuat sepeda setengah motor ini juga butuh banyak waktu sampai tengah malam di sela-sela pekerjaan yang dijalankan sehari-hari. Nambah beli bagian depan, sama aksesoris lainnya seperti lampu dan aki, sebut saja.
Hasilnya patut diacungi jempol. Terlihat dari depan dan belakang mirip motor asli lengkap dengan lampu kota dan lampu sein yang dapat dinyalakan. Jadi sekelebat orang yang memandang seolah-akan yang ditungganginya adalah motor, tapi ketika lebih dekat ternyata sepeda modifikasi.
Menurut dia, modifikasinya kini masih setengah jadi, artinya masih ada tambahan-tambahan lain yang ingin disempurnakan. Apalagi saat memakainya saya harus menggunakan helm tabung gas berwarna hijau dan helm berbentuk teko dipakai istri, kalau dari jauh seperti motor beneran, terangnya.
Dia melanjutkan, ketika membawa sepeda itu berkeliling, banyak pasang mata memperhatikan Anda. berkat adanya sepeda dan helm yang dipakainya. Banyak orang bertanya tentang sepedanya, meminjam untuk dibuatkan foto sampai diajak pembuat konten untuk membuat ulasan video sepedanya yang telah dilakukan.
Tak sampai di situ, pengalaman unik lain yang pernah dialaminya saat menggunakan sepeda modifikasinya, yakni beberapa kali terdapat beberapa oknum polisi memberhentikannya karena melanggar aturan lalu lintas. Kadang-kadang tidak memakai helm saat sepeda sore atau jalan-jalan dan kebetulan lewat area kota. Ya diberhentikan, mungkin karena memakai motor tetapi tidak menggunakan helm. Namun setelah tahu kalau sepeda diubah menjadi motor, semua malah tertawa, terangnya.
Sepeda yang sudah berdiri dengan bangga digunakan di area Tulungagung dan sudah biasa. Bahkan, sepedanya sudah merambah ke Kediri saat berkunjung ke Simpang Lima Gumul dan ke Kota Blitar. Tidak sendiri, melainkan bersama anak bungsunya yang masih berumur lima tahun. Sederhana saja, kalau membuat orang senang melihat hasil hadiah, saya ikut senang, katanya santai.
Dia mengatakan, karena pada dasarnya adalah senang, sampai-sampai lebih memilih menggunakan sepeda modifikasinya daripada menggunakan motornya yang asli. Karena itu, kini jarang sekali menggunakan motor dan lebih sering menggunakan sepeda modifikasinya untuk dunia. Lebih hemat. Bersepeda tidak membutuhkan BBM yang semakin hari semakin mahal. di depan sepeda modifiksi saya ini ada tulisan Pertamax Mahal, Ya Mancal. Maksud saya sebagai kampanye untuk mengatasi kenaikan harga BBM lebih baik naik sepeda saja, jelas Suwandi.
Dia hanya menambahkan, di Tulungagung dirinya yang masih mau memodifikasi sepeda ontel menjadi motor bentuk. Lantaran kalau tidak memang benar-benar niat tidak bisa jadi untuk membuat hal seperti yang dibuat. Orang-orang pasti berpikir kalau mau membuat ini, buang-buang uang dan waktu, serta untuk apa juga tidak jelas, pungkasnya. (*/c1/din)