TRENGGALEK – Berbagai kegiatan dilakukan guna menyambut rahmat bulan suci Ramadan 1443 Hijriah. Tak terkecuali bagi mereka yang masih berada di rumah tahanan negara (rutan). Pasalnya, berada di rutan sebagai warga binaan pemasyarakatan (WBP), apalagi pada bulan suci Ramadan seperti saat ini harus dimanfaatkan betul bagi mereka sebagai momen untuk memperbaiki diri. Itu seperti yang terjadi di Rutan Kelas II B Trenggalek.
Tercatat sebanyak 592 warga binaan di rutan tersebut melaksanakan berbagai macam kegiatan keagamaan. Tujuannya adalah, selain agar warga binaan bisa lebih mendalami ajaran agama, juga sebagai ajang untuk introspeksi diri agar tidak mengulangi kesalahannya lagi setelah keluar nanti. Tak ayal, seluruh warga binaan mengikutinya dengan khidmat ketika acara berlangsung, kendati dalam berbagai kesempatan ada peserta yang membuat penonton tertawa karena kekocakannya dalam mengikuti kegiatan. “Ada berbagai macam kegiatan dalam menyambut bulan Ramadan yang kami lakukan, seperti lomba dai yang berlangsung hari ini (kemarin-21/4, Red),” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Rutan Kelas II B Trenggalek Dadang Rais Saputra.
Dia melanjutkan, sedangkan untuk proses perlombaan sendiri tidak semua warga binaan berpartisipasi. Sebab berdasarkan kesepakatan diambil lima orang setiap kamar sebagai perwakilan untuk mengikuti beberapa perlombaan dalam bidang agama, seperti lomba ceramah (dai), membaca Alquran, wudu, dan azan. Dari situ dengan jumlah 24 kamar yang ada berarti ada sekitar 120 peserta yang mengikutinya. ”Pastinya nanti ada hadiah bagi para pemenang untuk menggugah semangatnya agar bisa lebih baik lagi,” katanya.
Selain itu, rangkaian kegiatan juga lomba tersebut merupakan tindak lanjut dari program pembinaan yang dilakukan sehari-hari. Karena itu diharapkan setelah lomba tersebut para warga binaan bisa mempraktikannya dalam kegiatan kehari-hari, sebab yang dilakukan tersebut merupakan pengetahuan dasar dalam hal agama yang biasa mereka lakukan.
Dari situ diharapkan seluruh warga binaan mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan tentang agama sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk apabila nanti telah keluar dari rutan. “Kendati kegiatan ini dilakukan secara sederhana, namun kami yakin pasti bisa bermanfaat bagi mereka di kemudian hari apalagi setelah berbaur dengan masyarakat,” jelas Dadang. (jaz/c1/rka)