TULUNGAGUNG – Halaman depan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Tulungagung terlihat berbeda, kemarin (10/3). Pasalnya mulai pagi sudah tampak masyarakat berbondong-bondong datang untuk berpartisipasi dalam Gelar Pangan Murah Berkualitas dan Sosialisasi Diversifikasi Pangan tahun 2022.
Masyarakat hadir untuk mengantre membeli bahan pangan murah yang sudah disediakan. Komoditas yang dijual dalam gelar pangan adalah minyak goreng, gula, beras, cabai, telur, daging sapi, daging ayam, bawang merah dan putih, serta aneka produk olahan lainnya.
Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama antara DKP Tulungagung dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (Jatim). Di samping itu, program tersebut dihadiri Ketua Tim PK-PKK Kabupaten Siyuk Maryoto Birowo.
Beberapa hal yang menjadi tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengendalikan harga pangan di tingkat konsumen menjelang hari besar keagamaan dan nasional (HBKN) puasa Ramadan atau Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. Sekaligus menyampaikan kepada masyarakat bahwa stok pangan dalam jumlah cukup sehingga harga komoditas pangan bisa murah dan tetap menguntungkan petani ataupun produsen. “Juga sebagai alternatif pilihan bagi masyarakat dalam mendapatkan bahan pangan yang berkualitas dengan harga yang wajar,” tutur Plt Kepala Tulungagung, Usmalik.
Dia melanjutkan, untuk itu pihaknya terus melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk menghitung stok dan kebutuhan bahan pangan bagi masyarakat Tulungagung. Kalau dihitung, kebutuhan bahan pangan dengan jumlah penduduk di Tulungagung kini dinilai masih surplus. Meskipun tidak ada tanaman di Tulungagung, ketersediaan bahan pangan tersebut tetap bisa dinikmati oleh masyarakat dengan mendatangkan dari luar.
“Setiap menjelang Ramadan, beberapa bahan pokok mengalami kesulitan. Namun kini keadaan stok bahan pangan di Tulungagung cukup dan ada untuk mengantisipasi HKBN yang tinggal sebentar lagi,” katanya.
Dia menambahkan, kegiatan ini juga untuk mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam menciptakan menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman). Mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan lokal nonberas dan terigu guna meningkatkan nilai tambah produk.
Sementara itu, setelah mengisi acara tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Hadi Sulistyo mengatakan, kedatangannya ke Kota Marmer dalam rangka diversifikasi pangan lokal supaya masyarakat tidak punya mindset kalau tidak makan nasi tidak kenyang. Didukung bahwa pertanian di Jatim perlu ada olahan, baik itu tanaman pangan atau holtikultura, karena bisa meningkatkan nilai tambah pertanian.
“Seperti yang disampaikan oleh gubernur yaitu tanam, petik, olah, kemas, dan jual. Sementara ini, para petani masih dalam proses tanam, petik, dan jual,” katanya.
Dia melanjutkan, dengan itu yang perlu menjadi perhatian adalah sektor hilir atau pengolahan setelah panen, dorongan terus diberikan bagi petani untuk mengolah hasil panennya. Karena pengolahan pascapetik ini membuat suatu produk pertanian memiliki nilai tambah, baik tanaman pangan apalagi hortikultura yang waktu jualnya sangat singkat berkisar antara tiga hingga seminggu.
“Dengan itu perlu adanya edukasi dan perhatian pada sektor hilir tersebut sehingga acara hari ini terlaksana,” tandasnya.
Dia melanjutkan, Jatim khususnya untuk tanaman hortikultura, pihaknya terus menggalakkan supaya petani yang memiliki kebun segera diregistrasi, membuat SOP untuk kebunnya, dan yang ketiga adalah harus ada GAP (good agricultural practices). Dengan maksud agar petani hortikultura sudah mempunyai produk dengan kualitas ekspor, meskipun masih belum melakukannya. (*/c1/din)