KOTA BLITAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar menggelar operasi pasar, kemarin (23/2). Dalam kegiatan tersebut, pemkot menyediakan minyak goreng (migor) murah. Pemkot juga memastikan tidak terjadi kelangkaan.
Wali Kota Blitar Santoso bersama sejumlah forkopimda meninjau langsung operasi pasar tersebut. Didampingi juga Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Blitar, Hakim Sisworo beserta jajaran. Sejumlah aparat keamanan dari TNI/Polri, Satpol PP, dan dinas perhubungan (dishub) disiagakan dalam operasi pasar itu.
Wali Kota Blitar Santoso mengatakan, operasi pasar bertujuan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Blitar. Khususnya dalam memperoleh minyak goreng. Sebab, ketersediaan minyak goreng cukup terbatas.
“Kami bersama dengan TNI/Polri membangun sinergitas dalam menggelar operasi pasar. Tujuannya tentu untuk membantu masyarakat dalam mencukupi kebutuhan minyak goreng,” ujarnya.
Santoso menegaskan, operasi pasar digelar sebagai upaya antisipasi kelangkaan minyak goreng. Meski di Kota Blitar tidak terjadi kelangkaan, pemkot berupaya menyediakan minyak goreng kepada masyarakat dengan harga murah.
“Kami pastikan di Kota Blitar tidak terjadi kelangkaan minyak goreng. Oleh karena itu, operasi pasar akan digelar kembali apabila diperlukan. Dengan harapan, masyarakat tetap terbantu mendapatkan minyak goreng,” jelasnya.
Kepala Disperdagin Kota Blitar Hakim Sisworo menyebut ada sekitar 10.000 liter minyak goreng yang disediakan dalam operasi pasar tersebut. Jumlah itu dibagi di lima lokasi berbeda. Di antaranya, Pasar Pon, Pasar Legi, Kantor Kelurahan Pakunden, Kantor Kelurahan Kepanjenkidul, dan Kantor Kelurahan Karangtengah.
“Kami mendapatkan pasokan dari distributor pagi tadi (kemarin, Red) sebanyak 10.000 liter. Langsung didistribusikan ke lima lokasi yang telah ditentukan. Masing-masing lokasi dijatah 2.000 liter,” terangnya.
Hakim melanjutkan, minyak goreng yang disediakan dalam operasi pasar itu dijual sekitar Rp 13.500 per liter. Kemudian, sekitar Rp 27 ribu untuk dua liter minyak goreng. Warga diharuskan menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) untuk mendapatkan kupon pembelian minyak goreng tersebut.
“Harganya memang cukup miring dari HET (harga eceran tertinggi, Red) karena ini memang untuk membantu memenuhi kebutuhan warga,” tandasnya. (fim/c1/wen)