KOTA BLITAR – Generasi milenial menjadi bagian dari sasaran pemilih pemula dalam Pemilu 2024. Potensi jumlahnya mencapai sekitar 7 persen dari total jumlah pemilih Kota Blitar.
Mereka diharapkan tak hanya sebagai pemilih, tetapi juga turut andil menjadi bagian dari panitia penyelenggara pemilu. “Harapan kami seperti itu. Mereka sebisa mungkin turut aktif menjadi bagian dari penyelenggara,” kata Komisioner KPU Kota Blitar Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM), Rangga Bisma Aditya, kemarin (8/11).
Menurut Rangga, sudah saatnya generasi milenial terlibat dalam penyelenggaraan pemilu. Apalagi, di era serba digital saat ini. “Kita tahu, generasi milenial saat ini akrab dengan ruang digital. Karena itu, kami ingin mereka ikut menyuarakan pemilu tanpa hoax dan ujaran kebencian,” ujarnya.
Pemilih pemula menjadi salah satu segmen partisipan pemilu. Mereka dinilai sebagai pemilih potensial. Di Kota Blitar, dari total sekitar 115 ribu daftar pemilih berkelanjutan (DPB), 7 persen di antaranya merupakan pemilih pemula.
Pemilih pemula sering menjadi sasaran para calon untuk menjaring suara. Karena itu, KPU memberikan pemahaman kepada pemilih pemula tentang pemilu yang bersih, jujur, dan adil. “Generasi milenial harus menjadi garda depan dalam memerangi hoax hingga ujaran kebencian yang berakibat polarisasi. Kami tidak ingin hal itu terjadi di Pemilu 2024 nanti,” jelasnya.
Sebelumnya, Komisioner Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi KPU Kota Blitar, Ninik Sholikah memperkirakan ada sekitar 4.000 pemilih pemula per tahun ini. Dimungkinkan, angka tersebut terus bergerak naik hingga 2024 mendatang.
Kini, kata Ninik, jumlah data rekam wajib KTP di kota sebanyak 119.000 jiwa, sedangkan DPB triwulan III sebanyak 115.255 pemilih. “Sehingga ada selisih sekitar 4.000 jiwa yang tidak masuk DPB. Sebab, banyak dari mereka yang usianya baru 17 tahun setelah pemutakhiran DPB September lalu,” terang perempuan berjilbab ini. (sub/c1/wen)