TULUNGAGUNG– Meskipun dilakukan penertiban setiap hari, nyatanya keberadaan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) khususnya gelandangan-pengemis (gepeng) dan pengamen di sudut-sudut kota Tulungagung masih saja ada, mayoritas dari mereka datang dari luar daerah Tulungagung.
Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tulungagung Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum, memang dilarang, termasuk kegiatan mengamen atau mengemis. Tidak boleh dilaksanakan di tempat umum dan fasilitas umum.
“Dalam sehari pasti kita sudah melakukan penertiban baik pagi, siang, ataupun malam kepada gepeng dan pengamen di beberapa fasilitas umum serta tempat rawan sosial di Tulungagung,” jelas Kepala Bidang Penegakan Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Tulungagung, Yulius Rahma Isworo.
Menurut dia, yang terjadi di lapangan, bahwa para gepeng dan pengamen yang ada di sudut Kota Marmer ini selalu menghindar apabila mengetahui kehadiran satpol PP untuk melakukan penertiban. Tak ayal kucing-kucingan dengan mereka ini beberapa kali terjadi, bahkan juga aksi kejar-kejaran.
Sementara berdasarkan pantauan Koran ini, masih terdapat gepeng dan pengemis yang menghiasi sudut Kota Tulungagung. Utamanya pada beberapa perempatan jalan sentral kabupaten ini.
Berdasarkan data beberapa waktu terakhir, pada Januari saja terdapat 19 PPKS yang ditertibkan, disusul dengan Februari terdapat 25 PPKS yang ditertibkan. Beberapa gepeng dan pengamen yang berhasil ditertibkan, beberapa dari kabupaten sendiri, namun juga banyak dari daerah lain luar Tulungagung. Bahkan, 70 persen gepeng dan pengamen berasal dari luar daerah Tulungagung.
“Hal ini dimungkinkan karena Tulungagung merupakan daerah subur untuk para gepeng dan pengamen yang datang dari luar daerah. Berdasarkan pengakuan dari beberapa pengamen dan pengemis yang sudah ditertibkan, rata-rata mereka mengantongi penghasilan Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu setiap hari. Dengan angka itu tentunya banyak yang tergiur untuk menjadi pengamen dan pengemis,” katanya.
Dia mengatakan, kepedulian masyarakat menjadi salah satu faktor tetap eksisnya PPKS ini di panasnya aspal Bumi Lawadan. “Karena dari pengakuan salah satu gepeng dan pengamen yang dilakukan penertiban, jika di Tulungagung pendapatannya banyak. Masyarakat Tulungagung ini dermawan semua, namun itulah yang malah menarik PPKS dari luar Tulungagung untuk datang,” katanya dengan tertawa.
Dia menambahkan, setelah dilakukan penertiban, nantinya akan dikoordinasikan dengan dinas sosial (dinsos). Karena, untuk fungsi pembinaan setelah ditertibkan oleh satpol PP adalah Dinsos Tulungagung. (mg1/c1/din)