KOTA BLITAR – Melandainya kasus Covid-19 di Kota Blitar tetap harus menjadi perhatian. Jangan sampai masyarakat lengah terhadap protokol kesehatan (prokes). Apalagi, pemerintah sudah mengembalikan proses belajar mengajar secara tatap muka.
Pihak sekolah, siswa, maupun orang tua (ortu) tetap harus waspada. Sebab, Covid-19 belum sepenuhnya hilang. Terlebih munculnya varian baru. ”Jangan panik, tetapi juga jangan santai. Tetap waspada dan jaga prokes,” kata Ketua Komisi 1 DPRD Kota Blitar Nuhan Eko Wahyudi, Senin (1/8).
Nuhan mengatakan, proses pembelajaran tatap muka memang sudah sangat dirindukan. Selama pembelajaran secara daring (dalam jaringan), banyak kekurangannya karena dianggap kurang efektif. ”Proses belajar mengajar tak berjalan maksimal. Tidak seperti tatap muka langsung di sekolah,” ujar politikus PPP ini.
Karena itu, apabila selama pembelajaran tatap muka ditemukan ada siswa yang positif, segera ditangani. Pembelajaran bisa dilakukan secara daring kembali demi meminimalisir penyebaran. Namun, jika memang tidak begitu mengkhawatirkan tetap pembelajaran online dengan pembatasan.
Sementara itu terkait vaksin booster, komisi 1 mendorong Pemerintah Kota Blitar dan dinas kesehatan untuk memaksimalkan. Masih banyak sasaran yang belum suntik vaksin booster. Dengan vaksin booster diharapkan mampu meningkatkan kekebalan tubuh.
Sebelumnya, Pemkot Blitar memutuskan untuk mengembalikan proses pembelajaran secara tatap muka 100 persen. Itu dilakukan karena kasus Covid-19 di Kota Blitar semakin melandai dan bahkan nol kasus. Meski demikian, para siswa serta guru tetap harus menjaga prokes, salah satunya mengenakan masker.
Sekadar diketahui, proses pembelajaran tatap muka sebelumnya adalah 50 persen. Mengingat perkembangan kasus Covid-19 saat itu dalam status level 2. Kini Kota Blitar berada di level 1. “Prokes tetap dijaga. Jika terinfeksi segera mengsolasi diri,” tandasnya. (sub/c1/wen)