KABUPATEN BLITAR – Produsen tahu dan tempe semakin menjerit. Sebab, kedelai yang notabene menjadi bahan baku produksi itu, harganya kian melambung. Kini mencapai Rp 12 ribu per kilogram.
Sebelumnya, harga kedelai sempat stabil. Yakni berkisar Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu per kilogram (kg). Noto Paidi, salah seorang pemilik industri tahu di Kecamatan Talun mengaku, kenaikan harga kedelai mulai terasa saat pandemi Covid-19 menjamur di Indonesia. Namun, harga kedelai yang kian naik itu semakin jelas pada awal tahun ini. “Sekarang harga kedelai tembus Rp 12 ribu per kg. Kami (produsen tahu-tempe, Red) pusing,” ujarnya, kemarin (9/3).
Dia mengatakan, harga kedelai sempat stabil. Yakni sekitar Rp 7 ribu per kilogram. Namun itu tidak berlangsung lama. Kenaikan harga terus terjadi secara bertahap, utamanya ketika korona muncul. Kendati begitu, dia tidak berniat untuk menaikkan harga jual tahu dan tempe.
Salah satu cara yang kini terpaksa dilakukan, mengurangi ukuran tahu. Menjadi lebih kecil dari sebelumnya. Sebab, jika dia turut menaikkan harga tahu, daya beli konsumen akan turun.
“Untungnya, sekarang pembeli sedikit sadar dan tidak begitu mempersoalkan ukuran tahu, meskipun belinya tidak banyak,” imbuhnya.
Hardi, produsen tahu lainnya juga merasakan hal yang sama. Dia terpaksa memangkas ukuran tahu serta menaikkan harga tahu, imbas harga kedelai yang melejit. Jika semula harga tahu Rp 1.500 per potong, kini naik menjadi Rp 2 ribu per potong.
Dia menyebut, pilihan untuk menaikkan harga jual itu memang tidak mudah. Sebab, dia memastikan bakal ada penurunan jumlah omzet hingga 50 persen. Terlebih, di tengah naiknya harga bahan pokok pembuatan tahu dan tempe yang hingga kini belum ada subsidi dari pemerintah.
“Kenaikan (harga kedelai, Red) ini kelewatan, ya. Semoga segera turun harga kebutuhan pokok ini dan dijamin kehidupan masyarakat ekonomi kecil,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Blitar, Eka Purwanta tak memungkiri hal itu. Menurut dia, fenomena kenaikan kedelai sering kali terjadi menjelang momen Ramadan.
Nantinya, dia bakal segera berkomunikasi dengan pemerintah pusat soal normalisasi harga kedelai sehingga pengusaha tahu dan tempe tetap mampu membeli dengan harga yang relatif murah. “Kami coba mengacu subsidi tahun sebelumnya. Bakal kami tunggu instruksi dari pusat,” tandasnya. (mg2/c1/wen)