KABUPATEN BLITAR – Memelihara kucing ataupun anjing mungkin sudah biasa. Namun, ada satu hewan unik yang ramai jadi sorotan netizen. Yakni, sugar glider. Wujudnya menyerupai tupai, tapi memiliki kulit di antara kedua kakinya. Saat sudah jinak, dia bisa meluncur bak pesawat. Namun, merawat sugar glider ternyata butuh ketelatenan tingkat tinggi.
Untuk diketahui, sugar glider merupakan posum meluncur kecil. Hal yang paling mencolok dari perilaku hewan ini, omnivora dan nokturnal. Meski terlihat lucu dan menggemaskan, tapi perlu fokus lebih dalam perawatan sehari-hari. Itu jika pemilik ingin memperoleh hasil maksimal agar hewan ini lebih jinak.
Salah seorang pebisnis serta pencinta sugar glider, Ahmad Tegar Sunu Prakoso mengatakan bahwa hewan ini cukup populer di Bumi Penataran. Kendati begitu, tak banyak masyarakat yang memelihara hewan nokturnal ini. Menurut Tegar, ini lantaran harga yang relatif mahal.
“Kalau di Blitar, minatnya banyak ke jenis grey, white face, dan moza. Untuk jenis lainnya, peminatnya masih minim,” ujarnya.
Ya, selain jenis grey, white face, dan moza, ada tiga jenis sugar glider lainnya yang cukup memikat. Yakni, leucistic, albino, dan karamel. Harganya berkisar Rp 1 juta hingga lebih dari Rp 6 juta. Jenis tersebut kebanyakan menjadi yang paling banyak dipesan warga luar kota.
Tegar menyebut bahwa untuk perawatan memang mudah. Namun, pemilik dengan status pemula wajib tekun belajar dengan ahlinya. Misalnya untuk asupan, harus diberikan setiap malam sekitar pukul 19.00 WIB, meliputi protein, vitamin, dan karbohidrat. Pemberiannya pun harus seimbang untuk mengantisipasi terjadinya obesitas.
“Kalau kebanyakan karbohidrat bisa over grooming. Badannya akan panas. Dampaknya, dia bisa gigit ekornya sendiri. Air minun harus selalu ada dan kebersihan kandang harus rajin dijaga,” lanjutnya.
Sementara untuk proses kawin, sugar glider indukan bisa melahirkan antara dua hingga tiga pekan. Saat lahir, ukuran anak sangat kecil, setara satu butir beras. Saat itu, dia akan menempati kantong induknya untuk menerima susu. Proses itu berlangsung selama dua bulan. Anak sugar glider baru akan keluar dari kantong (out off pouch) dan siap dijual saat perilakunya mandiri.
Pria kelahiran 1992 silam itu menyarankan, sebelum membeli sugar glider, wajib membeli kandang terlebih dahulu. Ukurannya pun tak terlalu besar. Saat membeli, usahakan yang masih berusia dua bulan. Itu agar pemilik bisa mengetahui karakter aslinya. Dengan demikian, hewan bisa semakin dekat dengan pemilik yang merawatnya.
Nah, untuk mengikuti tren di sosial media, saat sugar glider masih berusia dua bulan, harus sering dikenalkan dengan aroma keringat pemilik. Caranya, letakkan baju yang sudah terkena keringat dan diletakkan di kandang. Tak lupa, hewan harus kerap diajak interaksi sehingga menjadi terbiasa dengan perlakuan pemilik.
“Kalau sudah kenal keringatnya (pemilik, Red) pasti hafal. Ini juga agar sugar glider tidak gampang buang air,” tandasnya. (mg2/c1/wen)