TULUNGAGUNG – Angka minat baca di Tulungagung cenderung mengalami peningkatan. Hal itu diketahui berdasarkan hasil dari data pengukuran indeks minat baca Dinas Perpustakaan dan Arsip (Perpusip) Tulungagung yang telah dilakukan pada tahun 2021 lalu.
Dari total 468 koresponden terdiri dari peserta didik, mahasiswa dan masyarakat umum yang tersebar di 6 kecamatan di Tulungagung, membuahkan hasil sebesar 67,33 persen tingkat minat baca.
Kabid Perpustakaan Dinas Perpusip Tulungagung, Dhina Feriwiasa mengatakan, berdasarkan data dari pengukuran indeks minat baca yang telah pihaknya dilakukan dapat disimpulkan bahwa minat baca warga di Tulungagung cenderung mengalami peningkatan dan berada di kategori tinggi. Pada pengukuran indeks tersebut sebanyak 468 koresponden terdiri dari peserta didik, mahasiswa dan masyarakat umum dari 6 kecamatan di kabupaten ini. Adapun kecamatan yang ikut berpartisipasi dalam pengukuran indeks tersebut yakni Kecamatan Kedungwaru, Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Ngunut, Kecamatan Tulungagung, Kecamatan Bandung dan Kecamatan Pakel. “Ada sekitar 468 koresponden yang ikut berpartisipasi dalam riset minat baca di Tulungagung, koresponden itu diambil dari 6 kecamatan di kabupaten ini,” jelasnya Minggu (28/3).
Lanjut dia, dari 468 koresponden yang ikut berpartisipasi dalam pengukuran indeks minat baca tersebut diketahui minat baca di Tulungagung berada di angka 67,33 persen.
Menurut dia, angka tersebut merupakan sebuah peningkatan dan berada pada kategori minat baca tinggi. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh tiga unsur yang memiliki predikat tinggi yakni unsur kesenangan membaca (U1), unsur frekuensi membaca (U3) dan unsur kesadaran akan manfaat membaca (U4). “Sedangkan untuk unsur lain seperti unsur kuantitas bacaan (U2) masih berada pada predikat sedang,” paparnya.
Dia menambahkan, dari hasil analisis pengukuran indeks minat baca di Tulungagung, perlu adanya beberapa inovasi untuk meningkatkan minat baca. Beberapa inovasi tersebut yakni perlunya penambahan koleksi buku yang lebih variatif, penambahan fasilitas perpustakaan keliling agar masyarakat di daerah terpencil dapat menikmati fasilitas bacaan, dan perlunya memperkenalkan serta mem-branding Perpustakaan Digital Tulungagung dengan cara-cara unik dan menarik. “Misalnya promosi melalui media sosial, mengadakan event-event seperti lomba-lomba yang berkaitan dengan minat baca, pemilihan duta baca, duta literasi, bedah buku dan lain-lain. Selain itu, juga dapat bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tulungagung serta civitas akademika di Tulungagung lainnya,” tutupnya.
Sementara itu, Pembaca Buku di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Tulungagung, Kharida Fitri Yuniar mengatakan, banyaknya waktu luang membuat seorang perempuan yang beralamatkan di Desa Besuki/Kecamatan Besuki tersebut rela menghabiskan waktunya untuk membaca buku di Perpusda.
Menurut dia, daripada membuang waktu luang dengan melakukan hal lain yang tidak berguna, lebih memilih untuk mengunjungi Perpusda untuk membaca buku meski jarak dari rumahnya pun bisa dikatakan jauh dari Perpusda. Untuk sampai di Perpustakaan Daerah yang berada di dekat Taman Aloon-Aloon Tulungagung, dirinya harus menempuh perjalanan sekitar kurang lebih 26 kilometer dengan waktu perjalanan sekitar 50 menit. “Dari kecil sudah hobi membaca sih Mas, lebih suka ke perpustakaan dari pada harus membeli buku,” jelasnya.
Perempuan yang kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogjakarta tersebut menambahkan, selain suka membaca novel dia juga suka membaca buku-buku agama.
Dengan membaca buku, kata dia, yang kaya akan ilmu pengetahuan agama dapat menuntunnya saat menjalani kehidupan kedepannya. Selain karena hobi, mahasiswi semester akhir tersebut juga tengah mendalami materi yang akan diangkat pada skripsinya. “Manfaatnya membaca itu banyak, bisa menambah wawasan dan selain itu juga bisa untuk mendalami teori dari tugas skripsi,” pungkasnya. (mg2/din)