Saturday, August 13, 2022
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Up To Date
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sportainment
    • Sport
    • Life Style
  • Sosok
  • Litera
    • Opini
    • Literasi
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Up To Date
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sportainment
    • Sport
    • Life Style
  • Sosok
  • Litera
    • Opini
    • Literasi
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Home Sosok
Hasilkan 8 Ton Per Minggu, Pengalaman Herno Nurmanto Bangun Usaha Tusuk Sate

Hasilkan 8 Ton Per Minggu, Pengalaman Herno Nurmanto Bangun Usaha Tusuk Sate

by Anggi Septian Andika Putra
12 Jul 2022
in Sosok
0

TRENGGALEK – Bermodal pengetahuan dan pengalaman saat sekolah di jurusan perbengkelan las, Herno Nurmanto berhasil merakit alat pemoles tusuk sate. Berjalan dua tahun, usaha kecilnya melesat hingga berkembang menjadi produsen tusuk sate.

 

Herno Nurmanto sering kali beraktivitas di belakang rumah, di Desa/Kecamatan Pogalan. Berada di depan tempat perapian, Herno sabar menunggu dan sesekali menambah kayu bakar agar api tetap menyala besar.

Tak jauh dari perapian, ada sebuah bangunan berbentuk kotak yang berukuran sekitar 4 x 2 meter. Lokasinya berada di sebelah kanan perapian. Kotak itu berbahan calciboard dan terhubung langsung dengan perapian melalui media pipa.

Herno berjalan mendekati kotak itu. Pada bagian mulut kotak, ada penutup berupa terpal. Lantas, dia pun membukanya, yang mana kotak itu berisi banyak sekali tumpukan tusuk sate. Jumlahnya mencapai puluhan ribuan tusuk.

Tusuk-tusuk itu tidak dibiarkan terurai, melainkan diikat memakai tali dalam ukuran 1 kilogram (kg). Satuan berat itu merupakan cara penjualan dari tusuk sate (bukan per biji, Red).

Herno bilang, proses perapian itu merupakan proses pengeringan tusuk sate. Cara itu lebih cepat dibandingkan mengeringkannya di bawah terik matahari. “Setidaknya suhunya rata sekitar 40 derajat Celcius,” ungkapnya sambil menutup terpal.

Sebagai pengusaha tusuk sate, peralatan Herno lumayan lengkap. Mulai dari, mesin pemotong bambu, pemotong lidi, irat bambu, pembulat, Red, pemoles, dan peruncing. Semua mesin-mesin itu pun lahir dari pengetahuannya di perbengkelan las.

Ayah satu putri ini merakit mesin pemoles pertama kali pada 2012. Dia terinspirasi dari alat pembuat dupa di Kecamatan Tugu. Herno melihat peluang usaha dari alat itu, karena warga Desa Pogalan banyak yang memiliki usaha lidi dan tusuk sate, namun masih menggunakan cara manual.

Herno dibantu dengan saudaranya yang kerja di bengkel las untuk merealisasikan idenya. Dan, mereka pun berhasil membuat alat pemoles lidi. “Merakit mesin itu kira-kira habis Rp 75 juta,” ungkapnya.

Dari alat itu, Herno mengawali usaha dari jasa mesin pemoles. Tak butuh waktu lama, warga sekitar pun memakai jasa mesin pemolesnya. Herno menarik Rp 500 per kg. Usaha itu pun berjalan lancar, kendati hasilnya kecil.

Berjalan dua tahun, usaha pria kelahiran 1985 itu berkembang pesat. Dari usaha jasa pemoles lidi, menjadi pengusa tusuk sate. Tahun pertama membuka usaha tusuk sate, produksinya tak sebanyak sekarang. Dulu, dalam sehari sebatas 20 – 25 kg. Tapi kini, mesinnya bertambah menjadi 3 set, dalam sehari dia bisa produksi hingga 2 – 3 kuintal. “Satu kg untuk jebis tusuk sate ayal, jumlahnya antara 1100 – 1200 biji. Kalau tusuk sate daging, antara 850 – 900 biji,” ucapnya.

Perjalananan bisnis tusuk sate milik Herno terbilang cukup lancar. Dimulai dari desa yang dikenal sebagai penghasil tusuk sate, produk tusuk sate miliknya menjadi lebih mudah terserap pasar, karena banyak tengkulak yang mengantre untuk membelinya.

Namun memasuki masa-masa pandemi Covid-19, bisnis Herno sempat mengalami stagnan selama dua bulan. Selama itu, usahanya benar-benar off karena banyak pembatasan-pembatasan di berbagai daerah. Dampaknya, barang tidak bisa keluar. “Pedagang dari Jateng sempat tidak bisa masuk ke Trenggalek, begitupun saya juga tidak bisa masuk ke wilayah Kediri,” ujarnya.

Herno tak mau mengalah dengan keadaan. Ketika pedagang kian sepi, dia berinisiatif memasarkan tusuk satenya sendiri dengan terjun ke pasar-pasar. Di sana, dia memasarkan produk dengan harga miring kerena pandemi. “Alhamdulillah, pemasaran itu membuahkan hasil, jadi barang bisa terserap pasar kembali,” ungkapnya.

Dan, upaya Herno berdampak positif ke depan. Melalui terjun ke lapangan, semakin banyak dia mengenal konsumen. Jaringannya pun kian meluas. Hingga kini, permintaan pasarnya mencapai 4 – 8 ton per minggu. Permintaan sebanyak itu membuat Herno juga merangkap bisnis sebagai pedagang, selain produsen. “Saya banyak mengambil barang setengah jadi dan jadi untuk dijual kembali,” ucapnya.

Sesuai dengan keringatnya, bisnis tusuk sate milik Herno beromzet sekitar Rp 80 juta per bulan. Sementara dia menjual tusuk sate jenis ayam Rp 15 ribu per kg, sedangkan Rp 14 ribu per kg untuk tusuk sate jenis daging kambing. “Sebenarnya ada banyak jenis tusuk, misal tusuk sempol, cilok, papeda, mihun telur. Tapi yang paling ramai tusuk sate ayam dsn daging,” tutupnya. (*/rka)

Tags: kabupaten trenggalekkota trenggalekperistiwa trenggalekradar mataramanradar trenggalektrenggalektrenggalek hari initrenggalek update
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Berdalih Iseng, Dua Terduga Pelaku Corat Coret Smart Bench Harus Buat Surat Pernyataan

Next Post

Lukai Nenek, Atap Rontok akibat Pohon Tumbang di Gandusari

Related Posts

Terus Perjuangkan Hak Perempuan, Erika Sinta Ingin Rubah Stigma Masyarakat

Terus Perjuangkan Hak Perempuan, Erika Sinta Ingin Rubah Stigma Masyarakat

by ENGGAR PUTRI ANGGRAENI
12 Aug 2022
0
4

TULUNGAGUNG-Menjadi seorang aktivis bukan merupakan keinginan dari Erika Sinta Pradevi...

Ini Genre Film Kesukaan Dyah Ayu Safitri

Ini Genre Film Kesukaan Dyah Ayu Safitri

by Radar Blitar Jawa Pos
12 Aug 2022
0
7

KOTA BLITAR - Film punya daya tarik tersendiri bagi sebagian orang....

Ke Rumah Soekarni, Remaja Bandel Penjarah Sinyo Belanda

Ke Rumah Soekarni, Remaja Bandel Penjarah Sinyo Belanda

by Radar Blitar Jawa Pos
12 Aug 2022
0
4

KABUPATEN BLITAR - Ikon Taman Soekarni merekat erat dengan Kecamatan Garum....

Load More
Next Post
Lukai Nenek, Atap Rontok akibat Pohon Tumbang di Gandusari

Lukai Nenek, Atap Rontok akibat Pohon Tumbang di Gandusari

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Stop Rokok Ilegal, Disparbud Kota Blitar Gelar Sosialisasi Cukai

Stop Rokok Ilegal, Disparbud Kota Blitar Gelar Sosialisasi Cukai

9 months ago
69
Pemerintah Terus Jaga Pengendalian Pandemi

Depresi Ditinggal Suami Menikah Lagi, Wanita Paruh Baya Nekat Masuk Sumur

4 months ago
3k

Popular News

    Facebook Instagram Twitter Youtube

    Radar Tulungagung

    Jawa Pos Radar Tulungagung adalah media yang memiliki 4 wilayah edar yaitu Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Trenggalek.

    Category

    Currently Playing

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Index Berita
    • Berita Daerah
      • Tulungagung
      • Blitar
      • Trenggalek
    • Up To Date
      • Peristiwa
      • Hukum dan Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sportainment
      • Sport
      • Life Style
    • Sosok
    • Litera
      • Opini
      • Literasi

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital